Review Film Peraih Oscar : Whiplash (2014) By Muhammad Ilham
Hallo again Guys, ketemu lagi nih sama saya dan Review saya di Blog kita tercinta ini. Oke guys kali ini saya akan memberikan sedikit pendapat dan Review dari Film yang berjudul Whiplash (2014), yeah guys bukan film jadul seperti biasanya hehehehe. Okay, Why?why Whiplash? Here we go…..
Waktu sekolah atau kuliah, pernahkah kamu ketemu ama Guru atau Dosen yang Super Killer? Oke, saya jelaskan dulu bahwa “Killer” disini bukan lah termasuk Guru atau Dosen yang doyannya marah, ngoceh kalo kita telat, susah cari Nilai A atau koment ketika kita ngobrol dibelakang (itu namanya Guru atau Dosen Standar-standar aja guys), “Killer” yang saya maksud disini adalah seorang Guru atau Dosen yang secara Personal dan Akademis bener-benerrrrr ga suka sama elo, apa yang kita lakukan selalu salah, apa yang kita jawab ga ada benernya, cara kita berpakaian ga pernah menarik dimata mereka, menyerang secara Verbal (bahkan fisik) di depan teman-teman kita, menghina kecerdasan dan intelektualitas kita, so ga perduli seberapa hebat dan pinter kalian, di mata mereka elo hanya lah sampah yang gagal dan ga akan pernah berhasil. Nah kira-kira seperti itu lah cerminan plot yang ada dalam film Whiplash (2014).
Waktu sekolah atau kuliah, pernahkah kamu ketemu ama Guru atau Dosen yang Super Killer? Oke, saya jelaskan dulu bahwa “Killer” disini bukan lah termasuk Guru atau Dosen yang doyannya marah, ngoceh kalo kita telat, susah cari Nilai A atau koment ketika kita ngobrol dibelakang (itu namanya Guru atau Dosen Standar-standar aja guys), “Killer” yang saya maksud disini adalah seorang Guru atau Dosen yang secara Personal dan Akademis bener-benerrrrr ga suka sama elo, apa yang kita lakukan selalu salah, apa yang kita jawab ga ada benernya, cara kita berpakaian ga pernah menarik dimata mereka, menyerang secara Verbal (bahkan fisik) di depan teman-teman kita, menghina kecerdasan dan intelektualitas kita, so ga perduli seberapa hebat dan pinter kalian, di mata mereka elo hanya lah sampah yang gagal dan ga akan pernah berhasil. Nah kira-kira seperti itu lah cerminan plot yang ada dalam film Whiplash (2014).
Film besutan William Chazelle ini bercerita tentang seorang Drummer muda yang ambisius dan potensial bernama Andrew Nieman (Miles Teller) yang sedang menempuh ilmu di Institut musik terkemuka di New York dimana potensi sang drummer diperhatikan oleh seorang mentor musik jazz kawakan bernama Terrence Fletcher (J.K Simmons). Terrence memimpin sebuah Jazz Band yang bernaung pada Institut Musik tersebut yang bernama Studio Band. Studio Band terdiri dari murid-murid terpilih dengan skill yang tentunya diatas rata-rata dibandingkan murid-murid yang lain. Melalui sebuah audisi singkat Andrew berhasil masuk dalam jajaran Studio Band walau sebagai lapis kedua. Nah dari sinilah kisah film ini memasuki intinya.
Ternyata metode yang digunakan oleh Terrence dalam mendidik dan melatih murid-muridnya sangat tidak biasa, mulai dari penyiksaan verbal, emotional abuse, bahkan sampai ke fisik, sang maestro terus memaksa para murid dibawah asuhannya sampai kepada batas diluar nalar dan tak akan pernah berhenti demi mencapai kesempurnaan yang diinginkan. Terrence yang melihat adanya potensi pada Andrew muda yang ambisius, Terrence tentunya memberikan perlakuan “khusus” dimana Andrew di dorong untuk berlatih sampai pada batasnya dan melebihi lagi hingga Andrew mengalami depresi berat dan mengorbankan hal-hal yang disayanginya. Mampukah sang Drummer muda menggapai keagungan yang dicita-cita kan nya? Kalian akan menemukan jawabannya dalam Whiplash (2014).
Dalam film ini kedua karakter utama lah yang menurut saya harus mendapat pujian, kedua nya menampilkan performa yang luar biasa dan menampilkan Epic Battle secara emosional dan penuh ketegangan. Dua karakter inilah yang membuat film ini begitu Powerful hingga akhirnya J.K Simmons diganjar Oscar, Golden Globe, and BAFTA Awards untuk Best Performance in Supporting Role.
Di lain pihak Miles Teller yang performanya menurut saya sangat mendalami walaupun tidak mendapatkan penghargaan dan nominasi namun akting yang disuguhkan miles sungguh luar biasa diantaranya sewaktu Andrew memainkan drum hingga Berdarah dan yang pasti di 15 menit diakhir film, yang secara pribadi menurut saya sungguh inspiratif.
Kesimpulannya ini adalah film yang bagus guys, plot yang simple, akting yang luar biasa, music yang bagus, dan ga hanya sekedar menceritakan hubungan perselisihan antara guru dan murid namun film ini mengajarkan seberapa jauh kalian akan menghilangkan sifat manusiawi kalian demi sebuah keagungan dan ambisi.
IMDB: 8.6/10
Rotten Tomatoes: 94%
Personal Opinion : 9/10
Di lain pihak Miles Teller yang performanya menurut saya sangat mendalami walaupun tidak mendapatkan penghargaan dan nominasi namun akting yang disuguhkan miles sungguh luar biasa diantaranya sewaktu Andrew memainkan drum hingga Berdarah dan yang pasti di 15 menit diakhir film, yang secara pribadi menurut saya sungguh inspiratif.
Kesimpulannya ini adalah film yang bagus guys, plot yang simple, akting yang luar biasa, music yang bagus, dan ga hanya sekedar menceritakan hubungan perselisihan antara guru dan murid namun film ini mengajarkan seberapa jauh kalian akan menghilangkan sifat manusiawi kalian demi sebuah keagungan dan ambisi.
IMDB: 8.6/10
Rotten Tomatoes: 94%
Personal Opinion : 9/10
Admin dlu seorang drummer nih, jadi tau rasanya kalo digituin, mamphusss.....
BalasHapusItu guru ga bener, insane, teori mengajar yang salah. Untunglah ini cuma sebuah film, hehe.
Btw ga nyangka sbnrnya kalo itu JK SImmons adalah orang yang jadi direktur Daily Bugle di film Spiderman-nya Sam Raimi, beda banget haha... Itu Miles Teller mmg dipilih juga bukan sembarangan, ternyata dia mmg seorang drummer profesional om, dia sndiri yang langsung melakukan sebagian adegan main drumnya. Lalu ada penampilan dari pemeran serial Super Girl, Melissa Benoist. Tenkyu reviewnya om.
hahahaha,wah keren bro kalu situ juga drummer,emang sih ga bener ni orang,abusive banget,tapi satu sisi ada kebenaran yang kelam juga menurut saya disini,kalo seorang yang berpotensi ga ditantang sampe melebihi batas diluar nalar,mungkin potensi seorang legenda akan hilang gitu aja
BalasHapus