Malam guys, kali ini salah satu member JMFC yang lainnya ingin memberikan sumbangan ulasan tentang film yang telah ia tonton. Filmnya apa dan bagaimana reviewnya, ayo baca sampai habis ya postingan dari Andhika Tovano alias Uwo ini.
Review Film Cinderella (2015): Klasik dan Penuh Nostalgia dengan Visual yang Memanjakan mata & telinga.
Review Film Cinderella (2015): Klasik dan Penuh Nostalgia dengan Visual yang Memanjakan mata & telinga.
"Once upon a time....."
Always yah klo film yg diangkat dri dongeng, pasti ada
kalimat bgtu. Btw nih gaesss... Bagi yg belum tau dan rada kuper atawa ga
pernah disunbatin dongeng ama nyokapnya pas tidur nih yah... Ane kasih tau
dikit dah....
Kisah “Cinderella” adalah salah satu dongeng terpopuler
anak-anak sepanjang masa. Hmm... Cinderella adalah kisah klasik yang diangkat
dari karya Hans Christian Andersen dan telah diadaptasi berkali-kali oleh
berbagai studio, dan tidak terkecuali Disney yang mana udah pernah
bikin film animasi tentang Cinderella ini sebelum nya pada tahun 1950.
Waawww.... Tuirnyaaa...
Tahun 2015 ini, Disney kembali menyuguhkan satu film dongeng
klasik unggulannya tersebut dalam versi live-action. Mengingat ini
adalah versi remake dari film animasi yang telah mereka buat sebelumnya, jadi
mungkin sebagian dari para penikmat dan penyruput film (udah kayak ngopi aja)
sudah mengetahui seperti apa jalan cerita yang akan disuguhkan dalam Cinderella
(2015) ini. But gaesss.... apa sih yg membedakan versi terbaru ini dengan versi
animasinya?
First,Cinderella
Sang Gadis Abu
Kisah Cinderella ini dibuka dengan bagaimana Ella kecil
hidup bahagia bersama kedua org tuanya di rumah yang udah ditinggali selama
beberapa generasi. Tapi kehidupan bahagia mereka ini harus berakhir dengan
meninggalnya sang ibu. Ella dan ayahnya pun harus menerima kenyataan dan
melanjutkan hidupnya. Tidak lupa juga Ella mengingat pesan sang ibu agar
"tetap hidup dengan keberanian dan hati penuh kasih sayang."
Selang beberapa tahun kemudian, sang ayah kemudian menikah
lagi dengan Lady Tremaine yang memiliki dua orang puteri, otomatis menjadi ibu
dan saudari tiri Ella. Tidak lama setelah pernikahan sang ayah dengan ibu
tirinya, ayah Ella harus pergi untuk berbisnis ke luar kota, memaksa gadis
ini pun harus tinggal bersama dengan sang ibu tiri dan kedua saudari tirinya
selama sang ayah pergi. Malang nasib bagi Ella. Ibu serta saudari tirinya
memperlakukan Ella sebagai pembantu rumah.(cieleee...bahasa gue...)
And then..... Dalam kesedihannya, Ella bertemu dengan Kit,
seorang pemuda yang ia temui di hutan dan ia pun jatuh cinta pada pandangan
pertama. (cieeee.... Ella baper tuuuhhhh...) Untuk bisa bertemu lagi, Ella
bertekad untuk mengikuti pesta dansa istana, tetapi harapannya pupus ketika
sang ibu tiri melarangnya dengan keras untuk datang ke pesta tersebut. Ella
yang dilanda kesedihan itu pun bertemu dengan Peri yang membantu sang
gadis abu untuk bisa pergi ke pesta dansa.
Second, Klasik yang Penuh Nostalgia dengan Visual Efek
Memanjakan
Nahhh..... Apa nih yang membedakan kisah Cinderella versi
live-action ini dengan versi animasi tahun 1950 tersebut?
Selain diperankan oleh para artis papan atas yang juga
sengaja didandani layaknya tokoh dalam versi animasinya dengan beragam
penyesuaian, Cinderella (2015) sendiri memiliki berbagai perbedaan jalan cerita
untuk membuat para penonton tetap dibuat penasaran. Latar belakang tokoh Cinderella
dan tokoh utama lainnya seperti ibu tiri dan pangeran diperjelas dan dipadatkan
dalam versi ini, tidak hanya sekedar dibuat muncul saja untuk menjadi pelengkap
kisah.
And.... Do you know?
Kualitas visual efek dalam Cinderella (2015) sudah tak perlu
ditanyakan lagi. Penonton diajak untuk kembali menjadi anak kecil kembali,
melihat betapa mengagumkannya sesuatu yang bernama “sihir” dalam film ini. Jika
dulu Kita merasa kagum dengan sihir yang dilakukan oleh Peri Pelindung dalam
Cinderella versi 1950, kini sihir tersebut akan terlihat lebih menarik dan
cukup memanjakan mata. Hal ini juga didukung kuat dengan musik serta seting
lokasi dan pakaian yang tidak kalah menariknya untuk disimak.
Namun cerita tentang Cinderella selalu menjadi sebuah
dongeng anak-anak yang pastinya sebagian besar orang sudah mengetahui apa jalan
ceritanya, sehingga hal itu juga membuat film ini kurang terasa istimewa.
Selain itu, terdapat beberapa plot twist kecil yang dibuat
untuk bisa lebih “diterima” oleh akal sehat untuk masyarakat modern saat
ini. Kisahnya dikemas menarik dan lebih detil, walau sayangnya terdapat
beberapa adegan yang masih terkesan “nanggung” atau bahkan hilang dalam
film ini jika dibandingkan dengan versi animasinya.
So.... Untuk meluangkan waktu bersama keluarga dan
anak-anak, tidak ada salahnya Kamu memilih film Cinderella (2015) sebagai
film keluarga yang wajib ditonton ini, karena film ini juga memiliki pesan
moral yang baik untuk kita semua.
Info film :
Rilis: 11 Maret (Indonesia)
Durasi: 112 menit
Genre: Fantasy
Sutradara: Kenneth Branagh
Pemain: Lily James, Richard Madden,
Cate Blanchett, Stellan SkarsgÄrd, Holliday Grainger, Derek Jacobi, Helena
Bonham Carter
*JMFC
006 – Uwo*
Tidak ada komentar:
Posting Komentar