Senin, 16 Agustus 2021

Review dan Penjelasan : John And The Hole (2021)

Sinopsis :

John, adalah seorang remaja laki-laki berusia 13 tahun yang hidup dari keluarga kaya. Mereka tinggal di villa yang berada di tengah hutan. Keseharian mereka biasa saja normal sebagaimana keluarga lainnya. Ayah dan ibu bekerja, kakaknya sekolah dan pacaran, sementara John hobinya latian tenis. Mereka juga rutin melakukan dinner keluarga dan ngobrol bareng. Sampai tiba-tiba John menemukan bunker di dekat villanya.

Kalo anak-anak lain nemu bunker, kebanyakan pasti ngehindar ya. Tapi si John malah lain. Dia malah melakukan hal yang boleh dibilang aneh, ekstrim dan kejam. Dia mengurung ayah, ibu dan kakaknya ke dalam bunker tersebut. 

Anak macam apa coba yang tega mengurung keluarganya sendiri di dalam bunker. Lalu bagaimana respon anggota keluarganya terhadap John? Akankah mereka terdampar mati kelaparan di dalam bunker? Apakah maksud John sebenarnya? Apa dia berniat jahat? Nah inilah yang jadi suguhan filmnya. 

Review (No spoiler) :

Film ini ibarat Home Alone versi thriller. Sama-sama anak yang cerdik sendirian dirumah, berlagak dewasa, tapi bedanya kalo di Home Alone si Macaulay Culkinnya lucu, kalo disini si John-nya creepy. Plotnya cukup membingungkan untuk ditonton. Ditambah lagi juga membosankan, mirip-mirip style-nya Yorgos Lantimos (The Lobster) yang less expression, scoreless dan minim suspense. Dan filmnya sesuai sinopsisnya : aneh. Ada sub plot lain, yang sama-sama berisi remaja yang hendak dewasa. Lebih banyak memberikan penonton pertanyaan ketimbang jawaban. Kita bisa sama frustasinya kayak anggota keluarga John yang frustasi dikurung dalam bunker. Belum lagi aspek rasio 4:3 yang sangat sempit membuat kita berpikir juga ikutan sempit. Rasio box ini sengaja dipakai untuk mendukung suasana claustrophobia, ketakutan terhadap ruang yang terbatas, ya kayak anggota keluarga si John di dalam bunker. Filmnya seperti psychology-thriller yang tanpa adegan sadis-sadispun mampu memberikan ketidaknyamanan kepada penonton. Sudahlah ga dapat jawaban, ga nyaman pula, film ini memang arthouse-festival movie yang sengaja membiarkan penonton berdiskusi pasca menonton.

Penjelasan (Spoiler) :

Film ini pada awalnya menyampaikan tentang kesepian yang dialami oleh John. Dia anak yang cukup kaku, ga ekspresif, dan ga punya banyak teman. Sampai pada masa menjelang dewasa, dia bertanya kepada keluarganya, gimana rasanya jadi orang dewasa. Nah sayangnya dia ga mendapati jawaban dari pertanyaan ini. Jadi ada semacam kekosongan dalam hatinya. Hal ini disimbolkan lewat scene John yang menemukan lubang bunker kosong yang cukup dalam dan besar. Jadi dia "tambal"lah lubang tersebut dengan keluarganya ditarok disana, karena dengan mengisi mereka ke dalam lubang, dia bisa mendapatkan jawaban pertanyaannya tadi. Dengan tidak adanya anggota keluarga, maka dia bisa bebas melakukan apa saja seperti orang dewasa. Dia mau lakukan "free trial" jadi orang dewasa, dia pergi kemana aja sesuka dia, bawa mobil, punya duit, makan yang dia mau, beli barang yang dia mau, bebas main sama temen, tanpa ada yang melarang. 

Dapat diasumsikan dari beberapa scene kalo John ini anak yang super dimanja oleh keluarganya. Barang-barang dikasih yang mahal. Kalo buat salah ga dimarahin, ga dihukum, kek ga pernah diajarin disiplin gitu. Bahkan saat mereka tau kalo John adalah pelakunya, mereka masih aja ga marah dan malah lebih sering mengkhawatirkan keselamatan John. Wih...kalo kita mah pasti udah berang banget tuh! Rasa nak dihukum seberat-beratnya tuh anak. Biar dia tau kalo itu salah.

Jadi John ini ga tau apakah yang dia lakukan itu punya konsekuensi sebesar apa, padahal udah termasuk kriminalitas itu. Tapi dia sih bukan berniat jahat memang, bukan juga psikopat atau kelainan jiwa. Ini dibuktikan dengan dia yang masih mau ngasih makanan dan perlengkapan untuk keluarganya. Dia itu cuma remaja biasa yang pada umumnya memang belum dewasa dalam berpikir, akal sehatnya masih labil, tapi keingintahuannya tinggi. Jadi dia penasaran aja rasanya dewasa tuh gimana, bebas mau ngapain tuh gimana, tanpa perlu diganggu oleh anggota keluarga.

Dan bukti selanjutnya lagi nih, ketika udah berhari-hari dia jalanin "free trial" jadi orang dewasa tadi, dia merasa bosan sendiri, sepi sendiri, dan akhirnya menjulurkan tangga ke dalam bunker untuk keluarganya agar bisa keluar.

Setelah kejadian ini, keluarganya masih aja ga marah sama John, ga menghukum dia, kek ga pernah terjadi apa-apa gitu. Jadi makin menguatkan asumsi kalo memang keluarga tersebut ga pernah ngasih "pelajaran" buat si John.

Nah cuma si filmmaker pandai nih "menjebak" penonton agar mengira kalo ini adalah film thriller. Dia selipkan scene-scene yang memang punya unsur thriller meskipun ga berdarah-darah, meskipun ga kriminal, meskipun ga ada yang mengejar. Yaitu scene yang suspenful, menegangkan dan membahayakan keselamatan jiwa. Sebut saja saat dia bermain "tenggelam-tenggelaman" dengan temannya, atau saat dia mencoba merayu teman ibunya. Belum lagi saat John cuma "membatu" di atas bunker menatap tajam ke dalam bunker dimana keluarganya pada ngemis-ngemis minta keluar, kan spooky banget.

Beberapa pertanyaan yang belum bisa dijawab adalah pertama yang sub plot itu, siapa ibu dan anak itu? Kalo berasumsi, maka asumsi saya mereka adalah orang di masa depan, karena di scene before credit title, si anak itu berjalan di hutan yang sepertinya adalah tempat bunker berada. Dan cerita si John and The Hole tadi (serta Charlie - si tukang kebun and The Spider) udah jadi legenda yang dibacain sang ibu kepada si anak, sebagai preambule untuk si anak agar siap menjadi orang dewasa. Di masa depan ini mungkin anak-anak udah dianggap dewasa saat usia 13 tahun, karena ibunya segera meninggalkan sang anak. Tampak dari gelagat si anak yang belum mau berpisah dengan ibunya, itu seperti pesan kepada para orang tua dan anak agar masing-masing dapat mempersiapkan setiap anaknya masing-masing dalam proses menuju dewasanya, agar siap menjadi dewasa.

Kedua, tentang percakapan "rahasia" John dengan mamanya. Kok saya curiga kalo mereka ada "main" ya? Soalnya si mama ini waktu ditanya suaminya tentang percakapan ini, dianya jadi salting dan mengalihkan pembicaraan. Hal ini diperkuat dengan perbuatan John merayu teman ibunya. Apa mungkin John punya kelainan seks suka terhadap yang tua-tua?

Overall, film ini memberikan pesan tentang kesiapan remaja menuju kedewasaan, seperti kata pepatah "Don't grow up, it's a trap", dewasa itu ga seindah yang dibayangin, bebas, punya apa saja dan bisa melakukan apa saja, tapi justru dewasa itu punya tanggung jawab! 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...