Review : Star Wars – The Force
Awakens
Warning : This article may contain spoiler, but only minor, not major, so tenang aja, hehe...
May the force be with you… Ya,
itulah sepenggal kalimat yang menjadi ciri khas dari film legendaris yang satu
ini. Digelar sejak tahun 1970an, film Star Wars menjadi suatu warna yang khas
menghiasi dunia perfilman sci-fi saat itu, dimana kebanyakan insan perfilman
masih berkutat pada unsur kompleksitas cerita dan penjiwaan akting para cast ketimbang
penyajian visual dikarenakan teknologi yang belum terlalu canggih, secara
komputer atau digital stuff kan masih sesuatu hal yang sangat langka dan mehong
cyin... Kehadiran mereka pada masa itu bagai mimpi berada dalam dunia fantasi,
imajinasi seorang George Lucas yang sangat luas dan variatif berhasil
diterjemahkan ke dalam film yang menjadi hits dan booming, mungkin opa Lucas
mimpi diculik keluar angkasa ya, hehe…
Sejak saat itu, banyak orang yang terhipnotis
dan menjadi fans yang loyal terhadap franchise film bernuansa perang angkasa
antar galaksi dan antar makhluk ini (colek bro Ilham). Fans yang selalu senang dan menunggu
setiap filmnya naik ke permukaan, ibaratnya film-film Star Wars ini selalu
mempunyai Stormtrooper mereka sendiri dalam dunia nyata, yang setia dan siap
diperintah untuk menonton, haha.. . Wajar saja jika Star Wars memiliki banyak
fans, ia ibaratkan band Bon Jovi yang menampilkan lagu dengan ringan dan mudah
dicerna semua orang ketimbang Dream Theater yang berat dan njelimet bikin otak
kusut... Dengan alur cerita yang family level dan disajikan dengan tone yang
almost always light and bright, tentu membuat film-film Star Wars ini sangat
menjanjikan dari segi komersialitas, baik untuk film pertamanya maupun film
terakhirnya di awal millenium kemarin. Khusus untuk film Star Wars – The Force
Awakens ini malah akan lebih dapat menjangkau semua isi kantong dari segala
usia, mulai dari anak-anak telah mengenal Star Wars dari video game yang mereka
mainkan sampai ke orang tua yang ingin bernostalgia menantikan kelanjutan
sekuel dari duo trilogy yang telah ditahan selama lebih dari 1 dekade. Untuk
itu, pihak Lucas Film sebagai pemilik film ini telah mempersiapkan film ini
untuk dapat menggapai angka yang setinggi
mungkin dari sisi penjualannya. Segala macam strategi marketing dilakukan.
Sebut saja, Star Wars sosialisasi yang sangat gencar di sosial media, Facebook
misalnya, sebagian orang telah ditawarkan untuk dapat membuat Profile Picture
mereka dengan gambar Lightsaber di dalamnya, mungkin kalian salah satu
korbannya bukan, ayo jujur aja, hehe… Kemudian bagaimana mereka menyebar
poster-poster filmnya yang sangat keren dimana-mana, baik itu digital di dunia
maya (kasian si Maya disebut melulu), maupun di dunia nyata seperti di Mall dan
pusat keramaian lainnya. Spreading news, makes rumours, interviews everywhere,
cosplay show exhibition, and selling games and toys sepertinya sangat berhasil
menaikkan popularitas mereka pre-release filmnya, hingga dapat membuat para non
fans Star Wars menjadi kepincut untuk mengikuti Force-nya mereka. Saya salah
satunya, non fans yang ikut-ikutan promoin film mereka secara tak langsung
lewat memajang DP BBM poster mereka, hehe… Semua sudah disiapkan, dan
eksekusipun dilakukan semalam, on first day release saya nonton filmnya.
Film Star Wars – The Force
Awakens diawali dengan tulisan melayang diangkasa yang selalu menjadi ciri
khasnya sejak film pertama, berisikan tentang prakata, sinopsis awal kisah yang
dituangkan dalam film ini. Meskipun kesannya jadul, tapi masih dapat membuat
penonton merinding saat judul Star Wars muncul, hehe… Berkisah lebih dari 20
tahun setelah Episode ke-6 Star Wars - Return Of The Jedi, pasca kematian Darth
Vader, sang ayah Luke Skywalker, the last jedi on galaxy, kali ini muncul
kembali sosok dari The Dark Side. Dia adalah Kylo Ren, murid dari Snoke. Snoke
adalah sosok big boss yang berkeinginan membunuh Luke Skywalker agar tak ada
lagi Jedi yang tersisa di dunia ini, dan mereka bisa leluasa mengambil alih The
Republic, kesatuan negara galaxy, melalui “partai” atau organisasi The First
Order. Untuk menemukan Luke, Snoke dan Kylo Ren akan berhadapan dengan
Resistance, grup yang tidak rela jika The Dark Side mengambil alih The Republic
melalui The First Order tadi. Maka film ini pun akan berkutat tentang bagaimana
usaha Kyle Ren menemukan Luke dan bagaimana Resistance melawan First Order.
Dari kalimat ini, sepertinya sudah dapat dipastikan kisahnya tidak akan terlalu
berat, masih ringan sebagaimana pakem yang selama ini telah ditanamkan dalam
setiap film. Namun sayang, saking tidak beratnya, sampai-sampai mereka membuat
konflik yang diciptakan dalam film ini tidak lebih baik dari film sebelumnya,
bahkan cenderung sama seperti The Empire vs Rebel Alliance, hanya beda masa.
Padahal mestinya tim Lucas Film berpikir keras untuk memasukkan sesuatu yang
beda dari sebelumnya, karena mereka mempunyai unsur yang dapat mengexpanse lebih
luas lagi apa yang bisa dijadikan konflik untuk film. Unsur apa itu? Ya unsur
galaxy dan unsur futuristik. Dengan ruang galaxy yang tak terbatas, makhluk
yang aneh-aneh, mereka harusnya bisa saja mencari celah lain untuk diselipkan
sebagai masalah yang dipersoalkan dalam film. Apalagi dengan teknologi masa
depan yang super duper advance, beyond compare, mereka bisa sekehendak hati berimajinasi
membuat benda, alat dan senjata yang lebih unik. Masih banyak ide, cara dan
taktik lain untuk membuat ancaman dan ketakutan warga galaxy hingga untuk planet
destructive sekalipun, ga mesti harus memakai “itu” lagi. Saya rada kecewa
dalam hal cerita yang tidak berkembang. Ini seperti film Episode IV yang
diremake.
Penampilan John Boyega sebagai Finn yang kocak lah yang sedikit
mengobati kekecawaan beberapa penonton seperti teman saya Om Boy, hehe. Kelemahan
cerita diikuti dengan kelemahan para pemeran, tak luput juga pemeran karakter
utama, Kylo Ren, yang diperankan oleh Adam Driver. Saya tidak mendapati sosok
Sith, evil from The Dark Side dalam dirinya, mimik muka tanpa topengnya tidak
lebih baik untuk menyaingi kebencian yang ditampilkan Hayden Christensen dari
penampilannya sebagai Darth Vader di trilogy awal. Lebih parah lagi seni
berpedangnya, jauh lebih tertinggal ketimbang Darth Maul sekalipun, kalo Kylo
Ren lawan Obi Wan Kenobi bisa tumbang dia setebasan Obi, haha..padahal pedang Lightsaber
miliknya udah dibuat much cooler than before. Kylo Ren tak sekeren posternya
euy.
Berhubung dalam film ini belum ada Jedi (yang terlatih) maka harapan untuk
menyaksikan pertarungan seru antar pedang Lightsaber pun urung didapatkan.
Pemeran lain pun juga tak menonjolkan pendalaman karakter mereka, datar seolah
hanya ingin main aman tanpa merusak suasana. Wajar jika film dirate dengan “PG”,
Parental Guide, dengan bimbingan orang tua, bahkan “G” pun, General Audience,
semua usia pun mungkin tak masalah. Hanya Daisy Ridley yang aktingnya diatas
yang lainnya, not bad buat aktris yang belum banyak malang melintang di dunia
perfilman mega blockbuster seperti Star Wars ini.
Lain hal dengan cerita dan
akting, visual effect dalam film ini memang super fantastis. Star Wars berhak
untuk disematkan sebagai film di tahun 2015 yang memiliki suguhan gambar
terbaik yang memuaskan para penonton dan penggemar Space Sci-Fi movies, Jupiter
Ascending lewat mahh… Mereka pun sudah banyak menampilkan hard angle, seperti
360’ rotation, swing sana-sini. Ketimbang film-film sebelumnya yang kebanyakan
lurus-lurus aja, hehe… Dan perbaikan yang suka adalah mereka tidak lagi
buru-buru dalam mengejar durasi, ceritanya tidak lagi non stop dialogue
running, sekarang udah ada slow scene seperti silence sound, a walking man,
when somebofy thinking, ya yang seperti itulah yang melengkapi film menjadi
lebih menarik, ga hanya selalu “berlari”.
Untuk melengkapi tahun 2015 ini,
kalian wajib deh nonton film yang satu ini, karena sedang booming di dunia,
meskipun dunia keknya terlalu over rated dan over react terhadap film
legendaris ini, ya ibarat anak ABG yang nyaksikan konser Westlife mungkin ya,
haha… Ya setidaknya kita sebagai warga Indonesia dapat melihat sedikit
penampilan trio The Raid : Iko Uwais, Mad Dog dan Cecep, yang keknya memang
sengaja dijadikan sebagai salah satu strategi marketing Lucas Film untuk dapat
menaikkan penjualan pangsa pasar di Asia dengan memakai jasa mereka bertiga.
Okey, sekian dulu review Star
Wars – The Force Awakens versi saya, mohon maaf kalo salah ya. Silahkan komen
dibawah jika kalian punya pendapat dan unek-unek. Atau share ke Facebook atau
Path kamu juga bole, hehe.. Apapun jejak yang kalian tinggalkan saya ucapkan
terimakasih karena pembaca yang baik adalah yang meninggalkan jejak. See you…
My rate for this film :
Visualisasi : 9/10, awesome!
Story : 6/10, bahkan sampai
ending pun ga ada twist sedikitpun.
Cast : 5/10, ga ada yang menjiwai, dan saya pertanyakan itu Captain Phasma kok ga ngapa-ngapain ya keknya lemah banget gitu doank
JMFC 001 – Om Chan
Cepet banget release reviewnya.. om chan.keren..
BalasHapusBeberapa part saya sependapat sama om chan. Mungkin emang sepertinya tipikal cerita starwars begini om. Namanya juga starwars alias perang bintang.
Kalau lucas mengulik cerita lain mungkin judulnya juga ga starwars lagi. Dan untu ide2 cerita lain digalaxy itu dituangkan dalam bentuk spin off. Ada film tersendiri ntar.
Kalau dibilang ga ada twist sy agak kurang setuju. Menurut saya ketika kita disuguhin asal usul rey itu sangat2 shocking. Dan ga terpikirkan sebelumnya. And i say that a twist.
Untuk acting Kylo Ren saya sependapat sama om chan. Kayanya lebih baik dia pake mask sepanjang film. Lebih kelihatan bad ass. Waktu lepas topeng berubah total 180 derajat. Bener2 ga dapat wajah jahatnya. Agak kecewa sama aktornya.
Makasih om boy udah comment.. Ya om, film family banget ya easy learning..ga perlu ribet2.. Oya, soal Rey bs dsebut twist, thanks om.. Nah soal Kylo, iya totally bad ass kalo pake topeng, keren..
HapusOm boy yang fans sejatinya, ane mau minta tolong jelasin siapa itu Kylo Ren alias Ben (menurut panggilan Han Solo disalah satu scene)? Apa bener doi anak dari Han Solo? Karena setelah ane selidiki di mbah google, "Ben" itu anak dari Luke Skywalker. Mohon ane biar gak bingung bantu dijelasin, syukur syukur pake Star Wars Familiy Tree. Karena baru pertama kali ini nonton film Star Wars.. (beda jaman) hahaha
BalasHapusWah oki ngasih major spoiler nih.. simpan dl hal2 pentingnya bro, yg lain blm nonton, hehe.. but thank you udah komen..kalo mau nanya, bbm om chan ato om boy langsung ye..
Hapuscoba jawab ya oki..
Hapussaya bukan fans sejati starwars oki. cuma tau sedikit aja. dikit banget malah. hanya karena euforia episode 7 ini aja makanya cari2 tau tentang filmnya. bahkan filmnya juga blom semua ditonton hehe..
ini juga jawabannya nyari2 sana sini. mudah2an ga salah ya jawabannya.
Jadi starwars ini punya universe sendiri disebutnya Starwars Expanded Universe. sama halnya Marvel Cinematic Universe, universenya starwars ini terdiri dari berbagai Film, Tv series, Animation, novel dan comic book juga. nah anaknya luke skywalker yang namanya Ben skywalker berada di universe ini. saya juga kurang tau dia diperkenalkan dimedia mana, apa tv series atau comic. jadi kalau ada yang bilang Ben itu anaknya luke skywalker itu bener. bener bila dilihat dari universe ini.
Sejak Lucas Film di akuisisi oleh Walt Disney tahun 2012, mereka memutuskan untuk membuat trilogy yang baru. dan ceritanya ini bukan meneruskan cerita yang sudah ada di Starwars Expanded Universe. tetapi mereka membuat cerita orisinil yang bener2 baru. dan disini mereka ceritakan kalau anak dari Han Solo dan Leia Skywalker namanya Ben Solo dan inilah yang menjadi villain Kylo Ren di trilogy baru yang dimulai dengan episode VI The Force Awakens.
jadi begitu ya oki. mudah2an bisa menjawab sedikit pertanyaannya. mungkin jawaban saya ada yang keliru. sekiranya ada yang penggemar sejati starwars bisa menjawab dipersilahkan hehehe.
salah satu sumbernya: https://en.wikipedia.org/wiki/Star_Wars_expanded_universe
Super sekali...mantap om boy.. thankss.. mungkin di spin off Star Wars - Rogue One tahun depan dijelaskan sbgai prekuelnya..
HapusSorry kalo banyak typo, maklum ampir jam 3 nih commentnya hahaha
BalasHapus