Inside Out (2015) Film Animasi Yang Harus Di Tonton Oleh Orang Dewasa
Halooo…jumpa lagi bersama Om Chan disini, dalam acara “Tralala..Trilili…”. Haha...kayak acara anak-anak tempoe doleloe ya, ketauan tuanya Om Chan nih, hiks… Kenapa? Kenapa diawali dengan kata-kata berbau anak-anak? Pasti ada sebabnya toh. Ya karena kali ini, saya akan mengulas sedikit tentang film anak-anak, film kartun animasi yang tayang pertengahan tahun 2015 lalu, judul filmnya adalah Inside Out.
But…film ini definitely NOT only for children. Ya…film ini ternyata dan pastinya bukan hanya diperuntukkan untuk anak-anak, justru saya menilai film ini bukanlah film anak-anak, karena anak-anak akan sulit mengerti beberapa maksud yang divisualkan dalam film ini dan beberapa kata-kata yang diskenariokan oleh penulis cerita. This movie is absolutely for adult too, haha…agak penekanan sedikit bahwa film ini juga sangat direkomendasikan untuk ditonton oleh orang dewasa juga.
Apa sih yang ada di film ini sampai-sampai orang dewasa harus menontonnya?
Sebelum saya menjawab pertanyaan itu, sebagai mukadimah, kalian perlu tau bahwa film Inside Out ini merupakan film animasi terbaik di tahun 2015 menurut beberapa media perfilman dunia. Bahkan sampai masuk ke dalam 10 besar (Top Ten) film terbaik selama tahun 2015 bersama film-film non animasi lainnya. Hampir semua media perfilman dan pengamat film selalu memasukkan nama Inside Out di dalam list Top Ten Best Movie 2015 versi mereka. Dari capaian pendapatan, film ini pun cukup wah, dengan bermodalkan 175 juta dollar AS, Inside Out berhasil meraup 850 juta dollar AS dari seluruh dunia. Bahkan baru-baru ini film Inside Out berhasil menjadi peraih penghargaan bergengsi perfilman, Golden Globe Awards dalam kategori Best Animated Feature Film, dan berlanjut pula menjadi nominasi dalam ajang bergengsi lainnya yaitu Piala Oscar Februari nanti, dan bukan tak mungkin juga akan menggondool pulang Piala Oscar di kategori yang sama. Jadi saya pun terpancing untuk menonton dan mengetahuinya, kenapa sih dia bisa sampai sehebat ini. Saya kurang suka film animasi lho, makanya saya belum nonton, hehe…
Film ini disutradari oleh duo yang memang ahlinya dalam film Animasi. Mereka adalah Pete Docter, sutradara film Up yang terkenal itu, dan Ronnie Del Carmen, assiten sutradara asal Filipina yang pernah terlibat di film Monster University. Nah apa yang spesial dalam film ini? Itu adalah keunikannya, sangat pake banget lho unik idenya. Film ini menggambarkan bagaimana sih emosi manusia bisa bekerja dalam diri kita. Kita sebagai manusia kan punya berbagai macam emosi dan ungkapan perasaan, ada senang, ada sedih, kadang marah, kadang takut, ato juga menjijikkan. Nah kelima bentuk emosi perasaan inilah yang mereka visualkan ke dalam karakter animasi, mereka berlima bernama Joy, Sadness, Anger, Fear dan Disgust.
Para emosi ini berada dalam otak seorang gadis berusia 11 tahun bernama Riley. Lucu dan takjub deh saat melihat visual penggambaran otak yang mereka sajikan dalam film ini. Bagaimana ingatan terbentuk dan disimpan dalam lemari arsip melewati saluran ingatan, kemudian bagaimana kepribadian yang terbentuk dalam diri Riley diibaratkan beberapa pulau, pulau canda, pulau persahabatan, pulau keluarga, pulau kejujuran dan pulau hobi. Nah gimana? Dari 2 kalimat tadi udah timbul belum rasa penasaran kalian? Hehe…
Itu belum seberapa, karena mulai pertengahan film saat Riley pindah dari Minnesota ke San Fransisco, gambaran otak manusia di visualisasikan seperti sebuah kota atau perusahaan gitu guys. Ada perusahaan atau pabrik, ada kendaraan transportasi seperti kereta, bahkan ada rumah penduduk, haha….
Tapi, bukan itu yang mau saya sampaikan melalui tulisan ini. Dalam film ini, kita bisa memetik banyak sekali nilai-nilai positif yang berguna untuk kita dalam kehidupan sosial kita sehari-hari. Film animasi memang sudah tentu biasanya penuh dengan nilai-nilai positif, tapi biasanya nilai-nilai positifi didalamnya lebih tertuju untuk bisa dipahami anak-anak. Tapi beda dengan film animasi yang satu ini, nilai-nilai positif didalamnya berlaku untuk orang dewasa juga, hehe.
Halooo…jumpa lagi bersama Om Chan disini, dalam acara “Tralala..Trilili…”. Haha...kayak acara anak-anak tempoe doleloe ya, ketauan tuanya Om Chan nih, hiks… Kenapa? Kenapa diawali dengan kata-kata berbau anak-anak? Pasti ada sebabnya toh. Ya karena kali ini, saya akan mengulas sedikit tentang film anak-anak, film kartun animasi yang tayang pertengahan tahun 2015 lalu, judul filmnya adalah Inside Out.
But…film ini definitely NOT only for children. Ya…film ini ternyata dan pastinya bukan hanya diperuntukkan untuk anak-anak, justru saya menilai film ini bukanlah film anak-anak, karena anak-anak akan sulit mengerti beberapa maksud yang divisualkan dalam film ini dan beberapa kata-kata yang diskenariokan oleh penulis cerita. This movie is absolutely for adult too, haha…agak penekanan sedikit bahwa film ini juga sangat direkomendasikan untuk ditonton oleh orang dewasa juga.
Apa sih yang ada di film ini sampai-sampai orang dewasa harus menontonnya?
Sebelum saya menjawab pertanyaan itu, sebagai mukadimah, kalian perlu tau bahwa film Inside Out ini merupakan film animasi terbaik di tahun 2015 menurut beberapa media perfilman dunia. Bahkan sampai masuk ke dalam 10 besar (Top Ten) film terbaik selama tahun 2015 bersama film-film non animasi lainnya. Hampir semua media perfilman dan pengamat film selalu memasukkan nama Inside Out di dalam list Top Ten Best Movie 2015 versi mereka. Dari capaian pendapatan, film ini pun cukup wah, dengan bermodalkan 175 juta dollar AS, Inside Out berhasil meraup 850 juta dollar AS dari seluruh dunia. Bahkan baru-baru ini film Inside Out berhasil menjadi peraih penghargaan bergengsi perfilman, Golden Globe Awards dalam kategori Best Animated Feature Film, dan berlanjut pula menjadi nominasi dalam ajang bergengsi lainnya yaitu Piala Oscar Februari nanti, dan bukan tak mungkin juga akan menggondool pulang Piala Oscar di kategori yang sama. Jadi saya pun terpancing untuk menonton dan mengetahuinya, kenapa sih dia bisa sampai sehebat ini. Saya kurang suka film animasi lho, makanya saya belum nonton, hehe…
Film ini disutradari oleh duo yang memang ahlinya dalam film Animasi. Mereka adalah Pete Docter, sutradara film Up yang terkenal itu, dan Ronnie Del Carmen, assiten sutradara asal Filipina yang pernah terlibat di film Monster University. Nah apa yang spesial dalam film ini? Itu adalah keunikannya, sangat pake banget lho unik idenya. Film ini menggambarkan bagaimana sih emosi manusia bisa bekerja dalam diri kita. Kita sebagai manusia kan punya berbagai macam emosi dan ungkapan perasaan, ada senang, ada sedih, kadang marah, kadang takut, ato juga menjijikkan. Nah kelima bentuk emosi perasaan inilah yang mereka visualkan ke dalam karakter animasi, mereka berlima bernama Joy, Sadness, Anger, Fear dan Disgust.
Para emosi ini berada dalam otak seorang gadis berusia 11 tahun bernama Riley. Lucu dan takjub deh saat melihat visual penggambaran otak yang mereka sajikan dalam film ini. Bagaimana ingatan terbentuk dan disimpan dalam lemari arsip melewati saluran ingatan, kemudian bagaimana kepribadian yang terbentuk dalam diri Riley diibaratkan beberapa pulau, pulau canda, pulau persahabatan, pulau keluarga, pulau kejujuran dan pulau hobi. Nah gimana? Dari 2 kalimat tadi udah timbul belum rasa penasaran kalian? Hehe…
Itu belum seberapa, karena mulai pertengahan film saat Riley pindah dari Minnesota ke San Fransisco, gambaran otak manusia di visualisasikan seperti sebuah kota atau perusahaan gitu guys. Ada perusahaan atau pabrik, ada kendaraan transportasi seperti kereta, bahkan ada rumah penduduk, haha….
Tapi, bukan itu yang mau saya sampaikan melalui tulisan ini. Dalam film ini, kita bisa memetik banyak sekali nilai-nilai positif yang berguna untuk kita dalam kehidupan sosial kita sehari-hari. Film animasi memang sudah tentu biasanya penuh dengan nilai-nilai positif, tapi biasanya nilai-nilai positifi didalamnya lebih tertuju untuk bisa dipahami anak-anak. Tapi beda dengan film animasi yang satu ini, nilai-nilai positif didalamnya berlaku untuk orang dewasa juga, hehe.
Diantaranya, hal yang paling penting dan menjadi kunci dari film ini adalah setiap emosi dalam diri manusia itu memiliki perannya masing-masing sehingga menciptakan keseimbangan dan kepribadian yang kuat. Kita tak mesti harus selalu terlihat dalam keadaan senang untuk menjadi bahagia, kita tak harus selalu membicarakan hal-hal yang fun-fun aja, tapi justru kita sesekali perlu merasakan dan meluapkan kesedihan kita agar bahagia seutuhnya bisa terwujud, ceileh…super sekali…
Kemudian, untuk urusan amarah, juga bukan berarti kita tidak boleh marah, marah memang bukan sikap yang baik, tapi itu diperlukan untuk keseimbangan emosi dan pembentukan karakter kepribadian kita, tinggal bagaimana kita menjaga agar jangan sampai si Anger (amarah) ini menguasai console (alat kontrol) pikiran kita, bahaye..meledak-ledak kayak di film ini, hehe… Sama juga lah dengan rasa takut dan menjijikkan, setiap manusia pasti mempunyai rasa takut atau menjijikkan, kita tak harus malu akan hal itu, semua emosi ini mempunyai perannya masing-masing, jangan disingkirkan atau dihilangkan. Jangan dipaksakan untuk selalu senang, jangan terlihat selalu murung, jangan pula gampang emosian senggol dikit bacok, haha… Seimbangkan saja, itulah yang membuat “kota” dalam pikiranmu tetap hidup dan harmonis.
Sisi positif lainnya untuk kehidupan sosial kita adalah pentingnya kejujuran, yang berkaitan dengan persahabatan, sampai pula ke kehidupan keluarga. Jujur adalah suatu sikap awal dimana persahabatan dan keluarga yang harmonis bermula. Jika kejujuran hancur, lenyaplah juga keharmonisan persahabatan dan keluarga. Lihatlah pulau-pulau kepribadian dalam film ini hancur, hiks…
Next, hal positif selanjutnya, film ini mengajarkan tentang rela berkorban untuk kebaikan. Bing Bong, adalah karakter imajinasi masa kecil Riley yang akan menyampaikannya kepada kamu guys dalam film ini. Meskipun ia juga ingin mendapatkan apa yang menjadi harapannya, namun ia rela mengorbankan dirinya untuk hal lain yang lebih penting, lebih urgent dan lebih baik.
Kemudian, film ini mengajarkan kita untuk tidak menjadi orang yang self-centered, atau egois, kita sebaiknya peka terhadap keadaan sekitar dan sportif untuk mengakuinya, bahkan membutuhkannya. Kamu bisa lihat perbedaan sikap Joy terhadap Sadnesss saat awal film dan ketika ending film, maka kamu akan tau makna ini.
Dan terakhir adalah bagaimana membina kerukukan keluarga yang baik, saling mendengar peluh kesah, bersabar dan berpositif thinking. Udah lumayan kan hal positif yang bisa dipetik sebagai hikmah nonton film ini? So, tunggu apa lagi, buruan nonton filmnya, dijamin ga nyesel, bagus banget deh, ga perlu malu sama umur kalo untuk nonton film kartun animasi 3D yang ini, hehe…
Kalo kamu udah nonton, gimana menurut pendapat kamu tentang film ini? Atau nilai-nilai positif apalagi yang ada dari film ini yang saya kelupaan, komen disini ya. Thanks for reading ya...
Kemudian, untuk urusan amarah, juga bukan berarti kita tidak boleh marah, marah memang bukan sikap yang baik, tapi itu diperlukan untuk keseimbangan emosi dan pembentukan karakter kepribadian kita, tinggal bagaimana kita menjaga agar jangan sampai si Anger (amarah) ini menguasai console (alat kontrol) pikiran kita, bahaye..meledak-ledak kayak di film ini, hehe… Sama juga lah dengan rasa takut dan menjijikkan, setiap manusia pasti mempunyai rasa takut atau menjijikkan, kita tak harus malu akan hal itu, semua emosi ini mempunyai perannya masing-masing, jangan disingkirkan atau dihilangkan. Jangan dipaksakan untuk selalu senang, jangan terlihat selalu murung, jangan pula gampang emosian senggol dikit bacok, haha… Seimbangkan saja, itulah yang membuat “kota” dalam pikiranmu tetap hidup dan harmonis.
Sisi positif lainnya untuk kehidupan sosial kita adalah pentingnya kejujuran, yang berkaitan dengan persahabatan, sampai pula ke kehidupan keluarga. Jujur adalah suatu sikap awal dimana persahabatan dan keluarga yang harmonis bermula. Jika kejujuran hancur, lenyaplah juga keharmonisan persahabatan dan keluarga. Lihatlah pulau-pulau kepribadian dalam film ini hancur, hiks…
Next, hal positif selanjutnya, film ini mengajarkan tentang rela berkorban untuk kebaikan. Bing Bong, adalah karakter imajinasi masa kecil Riley yang akan menyampaikannya kepada kamu guys dalam film ini. Meskipun ia juga ingin mendapatkan apa yang menjadi harapannya, namun ia rela mengorbankan dirinya untuk hal lain yang lebih penting, lebih urgent dan lebih baik.
Kemudian, film ini mengajarkan kita untuk tidak menjadi orang yang self-centered, atau egois, kita sebaiknya peka terhadap keadaan sekitar dan sportif untuk mengakuinya, bahkan membutuhkannya. Kamu bisa lihat perbedaan sikap Joy terhadap Sadnesss saat awal film dan ketika ending film, maka kamu akan tau makna ini.
Dan terakhir adalah bagaimana membina kerukukan keluarga yang baik, saling mendengar peluh kesah, bersabar dan berpositif thinking. Udah lumayan kan hal positif yang bisa dipetik sebagai hikmah nonton film ini? So, tunggu apa lagi, buruan nonton filmnya, dijamin ga nyesel, bagus banget deh, ga perlu malu sama umur kalo untuk nonton film kartun animasi 3D yang ini, hehe…
Kalo kamu udah nonton, gimana menurut pendapat kamu tentang film ini? Atau nilai-nilai positif apalagi yang ada dari film ini yang saya kelupaan, komen disini ya. Thanks for reading ya...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar