Kalimat pembuka saya adalah : ini
film paling romantis yang sangat dewasa dan rumit. Sejarahnya pengen nonton
film ini sih karena memang udah menjadi target, tapi ditunda
melulu karena saya berpikiran ini film drama-romance, genre yang nomor sekian
dalam list saya, hehe...jarang-jarang memang film berat bertemakan romantisme, biasanya tentang detektif, science fiction, time travel paradox atau scizorfrenia, but makin kenceng nafsu pengen nonton ini setelah
melihat formulir pendaftaran member JMFC dari om Lukman Tanjung, apa kabar om?
Senggol dikit nih gapapa ye, haha... Saat bagian kolom “Sebutkan 3 film terbaik
menurut kamu”, om Lukman mengisi salah satunya berjudul “Eternal Sunshine Of
The Spotless Mind”. Njelimet memang judulnya, apalagi buat lidah Wak Noval yang
orang seberang, haha...piss Wak... Judul yang sangat jarang sekali disebut
orang-orang dalam kolom tersebut, biasanya berisi film-film superhero atau
action.
Gambar : en.wikipedia.org
Film ini tergolong film berat,
film yang butuh mikir buat mencerna dan menikmatinya. Apalagi di dalam film
tidak dituliskan waktu kejadian, kita harus pandai melihat dan memilah itu scene yang kapan. Untuk awal-awal, kita
harus bisa menangkap kapan setting
waktunya dari narator yang berbicara, sementara pertengahan sampai ending film pandai-pandailah melihat background, benda-benda dan ucapan tokohnya,
ucapan yang saling berkaitan dengan momen lain dalam film. Apalagi kata-kata
skenario yang digunakan juga unik, layaknya orang bercakap-cakap pada kehidupan
sehari-sehari tapi agak implisit dikit sih. Pantes aja menang Piala Oscar
kategori Best Original Screenplay (Naskah).
(Minor Spoiler Warning)
Joel disini adalah sosok pria
yang lagi broken heart banget, gegara diputusin sepihak ama ceweknya,
Clementine, yang diperankan oleh tante tantik, Kate Winslet. Saking dahsyatnya
“putusnya” mereka ini, si Clementine sampe rela pergi ke sebuah klinik, Lacuna
Inc, yang menyediakan jasa penghapusan memori, dalam hal ini tentu Clementine
menghapus memori tentang Joel. Biar bisa move
on, ga keinget lagi sehabis putus, haha... Hal ini semestinya rahasia, tapi
Joel akhirnya bisa tau. Clementine sendiri merupakan sosok wanita yang sangat
unik, seorang yang impulsif, sporty, dan friendly. Rambutnya itu lho,
gonta-ganti warna terus. Hehe...
Mengetahui hal ini, Joel makin
sedih, puncaknya ia juga memutuskan untuk menghapus memorinya tentang
Clementine. Duh...kalo putus ga baek-baek gini nih memang jadinya, huhu... Nah
proses penghapusan memori si Joel ini lah yang mengisi sebagian besar durasi
film. Dengan alur maju mundur maju, nah loh...haha...iya alur ceritanya maju
sebentar diawal doank mah, habis tuh ya mundur ke belakang, backward, menggambarkan bagaimana
sejarahnya Joel bisa putus, kemudian bagaimana saat-saat mesra dan bahagianya
mereka, hingga momen saat pertama kali mereka bertemu.
Semua itu dikemas dengan unik oleh
sutradaranya (Michel Gondry), visualisasi Joel yang berjuang dalam memorinya, keberadaan
di tempat-tempat kenangan bersama mantan, kalimat-kalimat yang pernah terucap, struggling antara kata hati dan emosi,
ikut bergejolak bersama sosok Clementine sendiri di dalamnya. Diluar memori, cerita
makin dibuat rumit dengan adanya karakter Frodo Baggins dalam film ini, hehe...maksudnya
si Elijah Wood. Dia berperan sebagai Patrick.
Bersama dengan “Hulk”, Mark
Ruffalo, yang berperan sebagai Stan, mereka berdua adalah tim dari klinik yang
bekerja untuk menghapus memori Joel dengan menggunakan sebuah alat helm scanner
gitu deh, agak mirip Cerebro-nya si Prof.X. Patrick merupakan sosok pengalihan
yang penting dalam film ini. Dia ini ibarat sambungan pipa, ga begitu keliatan
sih tapi menghubungkan ceritanya, membuat semakin greget. Apalagi selama proses
penghapusan memori itu, apa saja yang diucapkan oleh mereka diluar sana
terdengar oleh pasien mereka sendiri, si Joel ini, yang sedang dalam keadaan
tidur. Ucapan itu menjadi kunci, dan menjadi bantuan buat penonton
menerka-nerka ceritanya.
Unik banget deh pokoknya, saya
sangat menikmati proses ini, makin seru lagi di tengah-tengah film dengan
masuknya peran karakter lain yang diperankan oleh si “Mary Jane”, Kirsten Dust,
memerankan pegawai klinik bernama Mary, ia mempunyai rahasia tersembunyi yang
justru menjadi twist krusial dalam ending film ini, saya bener-bener ga nyangka
lho, hehe... Film ini menampilkan sesuatu yang romantisnya dewasa banget deh
pokoknya, sampe ke ending-endingnya juga, tanpa perlu rangkaian bunga atau
puisi, apalagi sampe pelukan dan ciuman.
Gambar : thedailyquotes.com
Satu-satunya kelemahan dalam film ini hanyalah tingkat kegantengan Jim Carrey belum pantes untuk nge-date-in si Kate Winslet, huahahahaha.... Ga imbang, saya masih merasa film ini akan sempurna jika saja pemeran cowoknya yang gantengnya memang berkharisma untuk bermain romance, biar pas, hehe...apalagi kalo untuk disandingkan dengan Kate Winslet, kan bisa saja milih saya gitu, hahaha... *pembaca muntah-muntah*. Ya entah kenapa memang telah tercipta saja image konyol tiap liat muka Jim Carrey tuh, jadi masih merasa kurang pas untuk film se-romance ini, kenapa mereka meng-cast Jim Carrey mungkin karena dalam film ada adegan yang membutuhkan aksen konyol juga sih. But, it’s oke lah, he tried his best to do that, Jim Carrey telah melakukannya yang terbaik untuk membuat film ini tetap bagus. Lumayan dia masuk nominasi Best Actor di Golden Globe Awards masa itu, sementara si Kate Winslet nominasi Best Actress di Piala Oscar.
Satu hal yang didapat dari film
ini sangat menyentuh, sesuai judulnya, Eternal
Sunshine Of The Spotless Mind, kata hati nurani itu adalah sesuatu yang
seperti sinar abadi di dalam memori, tetap saja ada, sekalipun memori itu telah
hilang. Itulah yang menggerakan kita untuk tidak menjadi orang yang impulsif (orang yang tak mau dengar atau
tak percaya dengan kata hati). Widih...om Chan bisa romantis juga ya, hehe...
Kalo yang belum nonton, tonton deh, very
recomended, apalagi buat kamu yang sedang dilanda kegalauan atau patah
hati, silahkan pertimbangkan kembali, haha...
See you guys on the next review...hint-nya film yang berjudul “Double D”, hehe...pantengin terus blog
kita ini ya. Comment or share jika
suka. Terima kasih telah membaca.
JMFC 001 – Om Chan
thanks broo
BalasHapusSama-sama..
Hapus