Wew...siapa yang ga pengen jadi
orang pinter? Semua pasti pengen toh. Punya otak cerdas, pikiran brilian,
mengerti apa saja, dapet nilai sekolah tinggi-tinggi sampe bekerja di
perusahaan beken, hehe. Tapi tentu tidak semua orang bisa pinter, karena untuk
bisa memiliki itu kita harus rajin belajar dan gemar menabung, nah loh, salah,
kita harus tekun, sabar dan gigih dalam belajar, terlebih lagi tentu asupan
gizi ke otak kita juga harus cukup dong, hehe... Belum lagi faktor keturunan
gen “cerdas” dari orang tua, jadi kalo kalian “ga pinter”, bisa “ngeles” nih,
hahaha...ga ding, jangan ditiru ya.
Nah kali ini, saya akan mencoba
mereview 3 film yang menurut saya akan membuat kita iri, ingin seperti yang ada
di dalam film, khususnya bagian dimana sang tokoh utamanya menjadi pinter
sedunia. Film apa saja ini? Simak ya guys, semoga menambah pengetahuan kita.
Gambar : imdb.com
Limitless (2011)
Sebenarnya, film ini bukan yang
pertama kali saya tonton diantara ketiga film tersebut, justru yang terakhir,
itupun ga sengaja, setelah liat ada yang posting di sosmed tentang testimoni
Stephen Hawking mengenai sebuah pil yang dapat meningkatkan kecerdasan. Judul
di postingannya aja menuliskan statement
pil ini akan membuat film Limitless menjadi nyata. Tentu membuat saya penasaran
dong apa itu film Limitless. Anyway, testimoni Hawking tadi ada yang bilang itu hanyalah
bohongan untuk kepentingan marketing
obat suplemen/vitamin otak semata.
Dari segi filmnya, cukup unik dan
intense, mengusung ide scifi tentang smart pill yang mengubah hidup seorang yang ordinary menjadi extra
ordinary people. Penonton akan dibuat iri hampir 80% dari keseluruhan
pencapaian sang pemeran utama, Edward Morra, yang sukses dimana-mana, pasca ia
mengkonsumsi obat yang mempunyai nama ilmiah NZT-48. Obat ini dapat membuat IQ orang meningkat sampai 4 digit,
kata si Morra, fokus yang terjaga terhadap hal-hal detail, menghubungkan
kembali koneksi yang putus dari memori yang terpendam, hingga mampu memperhitungkan
segala hipotesis probabilitas yang akan terjadi di masa depan. Saya jadi ingat
kata Fitz di serial Marvel’s Agents Of SHIELD, “Otak itu tak pernah menghapus
memorinya, selalu ada back up, hanya
kehilangan koneksi saja, so all you have
to do just find the connections”. Satu ilmu pengetahuan lagi yang saya
dapat dari film, it’s nice bukan jadi
seorang movie mania, hehe...
Morra ini layaknya campuran dari
Tony Stark-nya Marvel dan Jordan Belfort-nya Leonardo DiCaprio dari film The
Wolf Of Wall Street serta Cris-nya Nicolas Cage dalam film Next. Bradley Cooper
yang memerankan Morra bermain cukup apik dengan akting pinter, elegan, exclusive, frustasi, playboy, kriminil
dan drugs addict-nya. Tapi tentu film
ini tak menarik jika hanya menampilkan bright
side-nya aja, disini ada side effects
dan juga konflik yang mempertemukan beberapa pengguna NZT-48 dalam sebuah
puncak yang klimaks dan tak disangka-sangka. Kesimpulannya, film ini recomended, tapi jangan kamu hayati
guys, hehe..Ingat, segala sesuatu yang instan atau berlebihan itu tidaklah
bagus, ada resiko dan efek samping, bacalah petunjuk penggunaan, jika sakit
berlanjut, hubungi dokter, hahaha...dah kek iklan aja. Kalo mau cerdas ya
belajar dong, hehe...
Film Limitless ini sekarang udah
dijadikan serial, masih berkutat pada pil yang sama hanya saja bersetting waktu
pasca event di filmnya.
Lucy (2014)
Nah film Lucy ini adalah expansi
dari film Limitless diatas. Masih seputar “obat pinter”, hanya saja kali ini
pinternya lebih hebat dan kelewat batas. Ada sebuah teori ilmu pengetahuan
bahwa manusia hanya mampu maksimal menggunakan kapasitas otaknya sebesar 20%. Apa
yang akan terjadi jika manusia bisa menggunakan lebih? Hehe... Teori ini sempat
disebutkan di film Limitless dan Lucy, asyik nambah lagi kan pengetahuan yang
didapat dari nonton film, itulah sebabnya kenapa ada kolom “Nilai Positif Film”
dalam website JMFC, karena memang
selalu ada beberapa nilai-nilai positif yang didapat dari menonton film, entah
itu nilai ilmu pengetahuan, sejarah, sosial, pariwisata dan lain-lain. Ga
bodo-bodo amat kan jadinya seorang movie
freakers itu, hahaha...
Gambar : porcupinesundae.com
Kembali ke film Lucy, 80% film ini juga akan membuat kamu iri guys. Sesuai judulnya, ada seorang wanita bernama Lucy yang secara tak sengaja mengkonsumsi banyak “obat pinter”. Akibatnya, ia menjadi super duper pinter kelewat batas hingga penggunaan kapasitas otak diatas 20% yang mendekati kemampuan dewa, haha...dah agak berbau magic dan unbelievable sih. But it’s okey, namanya juga film, apalagi scifi, anything made so possible. Padahal obat itu awalnya adalah sebagai drugs, alias narkoba, dengan nama ilmiah CPH4. Narkoba itulah yang diperdagangkan oleh penjahat dalam film ini.
Scarlett Johansson, idola seksi
kita semua, hahaha..menjadi si Lucy dengan cukup baik. Dipilihnya dia mungkin
juga karena film ini butuh sosok yang cukup fine
untuk adegan actionnya, tak hanya scifi
yang drama kutubuku lho, hehe...sehingga film ini pun menjadi sangat interesting untuk ditonton sampai habis.
Lalu apa yang akan terjadi pada Lucy? Ketika ilmuwan dan penjahat mulai kenal
terhadap sosok jeniusnya, plot mulai kenceng, run...run...run...no time to take a breathe. At the end, kalian akan mendapatkan ending yang fantastis, mind blowing. Morgan Freeman juga ikutan
menambah nilai tambah dalam film ini lewat perannya sebagai ilmuwan yang
mengajarkan kita pengetahuan dasar tentang neuron dan evolusi. Tuh kan, tambah
pinter lagi nih kita, hahaha...
Transcendence (2014)
Lain halnya dalam film ini, yang
pinter bukanlah manusia, dia adalah sebuah Artificial
Inteligent (AI), tapiiiii....tetep aja dia berasal dari manusia dan dapat
menjadi manusia kembali, saking pinternya tuh AI dia bisa bikin tubuh
manusianya sendiri, hehe... Film ini berkisah tentang seorang ilmuwan bernama
Will Caster, yang diperankan oleh aktor ternama Jhonny Depp. Will pada suatu
ketika sekarat, fisiknya mungkin tak dapat ditolong lagi, tapi otak cerdasnya
harus diselamatkan, “dilestarikan”. Untuk itulah istri dan temannya melakukan
percobaan menyalin otaknya ke dalam digital
form, dan berhasil. Yup, hampir mirip sedikit dengan film Chappie (2015)
kemarin ya, bedanya ini skala yang lebih besar dari sekedar robot.
Jasad Will boleh mati, tapi tidak
dengan Conciousness-nya, otaknya,
alam bawah sadarnya, atau simpelnya, rohnya, hahaha... Segala pengetahuan dan
kemampuan Will sebagai AI sangatlah luar biasa, ia dapat melakukan segalanya,
selagi ia terhubung dengan jaringan internet, weh...udah kayak Ultron di film
Avengers ya. Dalam film ini ia dapat memperoleh informasi apa saja, mempelajari
segala ilmu pengetahuan yang ada di belahan bumi mana saja, yang kemudian ia
terapkan di dunia nyata untuk menjadikan segala urusan manusia jadi lebih baik.
Trend tentang AI, selalu ada pro dan
kontra, Will disini digambarkan sebagai yang pro, dengan harapan AI dapat
membawa evolusi yang baik untuk manusia dan ekosistem lingkungan di dunia.
Sementara yang kontra adalah kelompok religi yang tidak suka atas tindakan
manusia yang “menjadi” tuhan, dalam hal ini AI.
Gambar : yesmovies.to
Perselisihan tak hanya datang dari itu aja, dari internal juga ada. Istrinya, Evelyn yang diperankan oleh Rebecca Hall dan sahabatnya, Max yang diperankan oleh Paul Bettany, masing-masing memiliki perbedaan pandangan tentang keberadaan AI-Will ini. Evelyn masih berada dibawah bayang-bayang rasa cinta kepada suaminya, masih merasa itu adalah Will, yang masih menyimpan obsesi kebaikan untuk evolusi ekosistem dunia melalui AI, sementara Max khawatir AI-Will itu akan berbuat semena-mena dengan kemampuannya, ke-paranoid-an ini membuat Max berencana untuk menghentikan AI-Will. Pendapat siapakah yang benar? Selama menonton film ini kita akan terbawa suasana, feel-nya dapat banget sebagai audience seminar ilmiah, mempunyai pendapat kita sendiri, mana yang benar dan mana yang salah.
Ada satu kalimat yang sangat saya
suka dari film ini, ga tau sih ini sebuah hipotesis atau bukan, kurang lebih
begini, “Orang (manusia) selalu takut dan khawatir atas apa yang mereka tak
mengerti”. Pada implementasinya di kehidupan nyata kita, memang ada benernya
juga kalimat tadi, contoh saja ketakutan manusia akan UFO/Alien, Nuklir, Supranatural
dan sebagainya, semua hal yang belum dimengerti secara umum. Yak, itulah yang
dipersepsikan ke dalam film ini. Bagaimana persepsi anda? Kalo belum nonton,
ayo tonton, very recomended movie.
Tentu banyak ilmu pengetahuan yang bisa kamu dapat dari fim ini.
Jaman kecil dulu ketika masih langganan Tabloid F*ntasy, ada kolom cerpen berjudul Catatan Anya. Yang saya masih ingat, kolom itu berisikan cerita-cerita aneh dan misterius. Salah satunya tentang seorang anak remaja yang tersambar petir, kemudian ia menjadi mempunyai kekuatan khusus, mampu menyerap segala buku yang ia baca dan tubuhnya bisa mengalirkan arus listrik, wew... Dalam beberapa hari saja ia lahap buku-buku pelajaran, kamus dan buku-buku ilmu pengetahuan lainnya, sehingga membuatnya menjadi orang yang sangat pintar di sekolahnya. Sayang, kecerdasan yang ia peroleh secara instan itu hanya sementara, tak lama kemudian ia mendadak meninggal tanpa sebab, hiks...
Dari ketiga film diatas, mana yang
kamu harapkan terwujud di masa depan? Komen dibawah ya. Thank you for reading my post. Always keep watching movies because
there are a lot of science and knowledge that we could gain. Smart together. I
love science.
JMFC 001 – Om Chan.
nah, film2 kayak gini yg aku gak ngerti bang, yang jelas pasti pusing nontonnyo hahaha
BalasHapusHaha..tenang, gampang dimengerti kok.. Shutter Island aja bisa dilahap om nendra kan..
BalasHapus