Kamis, 10 November 2016

Charlie Chaplin “The Great Dictator (1940)” : The Greatest Speech I Ever Heard

Ya benar, film ini menampilkan pidato yang sangat luar biasa. Inilah yang mendasari saya ingin mereview dan sharing kepada temen-temen semua. Apalagi situasi yang ada saat ini juga sedang banyak masalah konflik politik dan peperangan. Sekiranya, apa yang ada dalam pidato ini perlu didengar dan diresapi oleh para elite politik, pejabat, pemimpin, bahkan untuk siapapun di dunia, siapapun kamu.

 The Great Dictator
Gambar : en.wikipedia.org

But, sebelum kita membahas pidatonya, kita patut tau dulu, ini film tentang apa sih? Film ini adalah film bergenre komedi satir, komedi yang biasanya berisikan sindiran, protes dan kritik terhadap sesuatu yang berbau politikal. Apa yang disindir? Perang Dunia Kedua, dari sudut pandang Nazi-nya Adolf Hitler. Cerita dikemas dalam bentuk parodi tentang penindasan Hitler terhadap bangsa Yahudi. Siapa filmmakernya? Dia adalah Charles Chaplin, atau yang kita kenal dan populer dengan nama Charlie Chaplin. 

Siapa sih yang ga kenal komedian yang satu ini? Seorang yang sangat legendaris dan menginspirasi dunia perkomedian dunia, yang populer dengan tampilan kumis khasnya itu. Dalam film ini, Chaplin adalah semuanya, dialah produsernya, sutradaranya, penulisnya, pemerannya, bahkan juga komposernya. Luar biasa! Film ini merupakan film pertamanya yang bukan film bisu dan menjadi filmnya yang paling sukses, baik secara komersial maupun kritikus, dengan modal 2 juta dollar AS berhasil meraup 5 juta dollar AS, kemudian masuk nominasi Oscar dalam 5 kategori. Bravo!
Dalam film ini, dia berperan ganda, pertama yaitu sebagai Adenoid Hynkel, pemimpin rezim negri Tomainia (sebagai plesetan dari sang diktator Adolf Hitler Nazi Jerman), beuhh...sekretarisnya cantik-cantik guys, hehe... Kedua sebagai seorang tukang cukur rambut, berkebangsaan Yahudi, dan tinggal di perkampungan Yahudi, Ghetto. Disini pura-puranya keduanya merupakan kembar identik, bukan saudaraan ya. Plot utama cerita adalah Hynkel menindas kaum Yahudi, dan ingin menginvasi Osterlich, sebuah wilayah berdekatan dengan Ghetto.

Meskipun ini film komedi, tapi tak hanya menitik beratkan pada lelucon semata, ada beberapa pesan moral justru disampaikan dengan gamblang. Salah satunya kita bisa lihat bagaimana seorang pejabat tinggi Tomainia, Schultz, tau bagaimana cara membalas jasa kepada orang yang telah menyelamatkan nyawanya, sekalipun orang tersebut berstatus “musuh”. Bahkan Schultz berani untuk membelot ketika tau pimpinannya melakukan perbuatan yang tidak manusiawi. Jelas bahwa manusia itu harusnya dinilai dari apa yang ia perbuat, bukan dari status yang disandangnya, entah itu status kewarganegaraan, agama, ras, dsb. 

 The Great Dictator
Gambar : rogerebert.com

Selain pesan moral, tentu film ini berisikan sindiran, sebagaimana genre komedi satir tadi guys. Salah satunya ketika Hynkel ingin meminjam dana dari seorang Yahudi, Epstein (apakah ini plesetan dari Albert Enstein?), yang menyiratkan politikus suka berwajah manis demi mendapatkan keinginan. Selain dengan Epstein, sindiran juga hadir dalam pertemuan Hynkel dengan Napaloni yang sombong bin angkuh (Plesetan dari Benitto Mussoloni, perdana mentri Italia saat Perang Dunia kedua). Sangat lucu melihat bagaimana Hynkel bersaing untuk selalu berada diposisi diatas Napaloni, sampe rela untuk menempah sebuah kursi yang lebih pendek, apalagi saat mereka berlomba meninggikan bangku tempat cukur rambut, haha... 

Komedi yang ditarok Chaplin dalam film ini juga sangat menggelitik guys, liat bagaimana si pencukur rambut salah masuk rombongan setelah melewati kabut asap, lalu Hynkel yang “sangat pandai” me-manage waktunya ketika berada di Istana (kasian pelukis dan pemahatnya, haha...), atau perhatikan perbedaan saat sekretaris Hynkel mengetik ucapan Hynkel, hihi...

Ada satu hal yang menarik, saat penduduk Ghetto melakukan pengundian dengan koin dalam cake. Hal ini disampaikan Schultz sebagai tradisi kuno dalam Norse Mitologi. Saya jadi teringat dengan serial Agents Of SHIELD dalam episode dimana para pengikut Hydra melakukan pengundian dengan batu untuk pergi ke Maveth melalui Monolith. Hydra di Marvel kan memang diisi oleh Nazi.

Well...saya rasa soal filmnya udah cukup saya bahas, karena ga perlu kita bicarakan visual dan sound, karena pada masa itu teknologi belum canggih. Tapi jangan salah, bagi saya film ini tetap bisa menampilkan visual dan sound yang oke mengingat tahun pembuatannya adalah 1940. Akting para castnya juga oke, terutama Chaplin yang memparodikan Hitler dengan apik, sampe improvisasi terhadap bahasa Jerman si Hitler, haha... 5 nominasi Oscar dan rating 92% Rotten Tomatoes cukup menjadi bukti sah bahwa film ini sangat bagus.

Beberapa hal yang perlu kamu tau nih guys, saat film ini rilis, hubungan Amerika dengan Nazi Jerman masih baek-baek aja lho. Nah loh? Adolf Hitler sendiri berpendapat bahwa Chaplin adalah salah satu aktor terbaik yang pernah ia lihat, dan Hitler berasumsi bahwa Chaplin adalah Yahudi. Film ini sendiri di “banned” di Jerman pada saat itu dan beberapa negara sekutu Nazi. Tapi gosipnya Hitler sendiri menonton 2 kali secara private, yang membuat Chaplin sangat penasaran gimana ya reaksi Hitler setelah nonton. Oya satu lagi, pemeran Hannah, wanita yang menjadi love interest-nya si Chaplin dalam film ini tak lain tak bukan adalah istrinya sendiri pada saat itu.


MAJOR SPOILER WARNING

Nah, di ending film, sang pencukur rambut yang sedikit bicara sepanjang film justru tanpa disangka-sangka mampu untuk berpidato panjang dan lancar. Pidato yang hanya berdurasi +/- 3 menit itu sangat menggelegar, sangat klimaks dipenghujung, kata-kata yang dipilih semuanya bagi saya sangatlah benar, sangat menyentuh, membuat malu para elite, beginilah seharusnya para pemimpin dunia berpikir. Bagi kalian yang pengen tau apa pidatonya, klik disini : The Great Dictator Speech.

 Speech
Gambar : antranik.org

Artinya :
Aku minta maaf, tapi aku tidak ingin menjadi seorang penguasa. Itu bukanlah urusanku. Aku tidak ingin menguasai atau menaklukkan apapun. Aku mau membantu setiap orang jika memungkinkan. Siapapun itu, Yahudi, kafir, kulit hitam ataupun putih. Kita semua ingin menolong satu sama lain. Umat manusia memang seperti itu. Kita ingin hidup berdampingan dengan kebahagiaan satu sama lain, bukan diatas kesengsaraan yang lain. Kita tidak ingin saling membenci dan memandang rendah satu sama lain. Di dunia ini, ada tempat untuk setiap orang. Dan bumi yang bagus ini kaya dan dapat menyediakan kebutuhan bagi setiap orang. Jalan hidup bisa indah dan bebas, tapi kita kehilangan jalan itu.

Keserakahan meracuni jiwa manusia, telah menghambat dunia dengan kebencian, telah menggerakkan kita kedalam kesengsaraan dan pertumpahan darah. Kita telah berkembang dengan cepat, tapi kita malah menutup diri kita di dalamnya. Mesin telah memberikan fasilitas yang kita mau tapi malah meninggalkan kita dalam ketiadaan. Pengetahuan kita menjadikan kita sinis. Kepandaian kita itu keras dan dan tidak ramah. Kita berpikir terlalu banyak dan terlalu sedikit berperasaan. Dibanding permesinan kita lebih membutuhkan kemanusiaan. Daripada kepandaian kita lebih membutuhkan kebaikan dan ketulusan. Tanpa kualitas-kualitas ini, hidup akan menjadi keras dan semua akan sia-sia.

Pesawat terbang dan radio mendekatkan kita. Penemuan membutuhkan kebaikan manusia, persaudaraan internasional, untuk persatuan dari kita semua. Meskipun sekarang suaraku sedang mencapai jutaan orang di seluruh dunia, jutaan dari keputus-asaan pria, wanita, dan anak-anak kecil, korban dari sebuah sistem yang membuat orang-orang tersiksa dan memenjarakan orang-orang tak berdosa.

Untuk mereka yang dapat mendengar suaraku, aku katakan, jangan putus asa. Kesengsaraan yang sekarang menimpa kita hanyalah akhir dari kerakusan, kebencian dari orang-orang yang takut akan kemajuan jalan manusia. Kebencian dari manusia akan berlalu, dan para diktaktor akan mati, dan kekuatan yang mereka ambil dari masyarakat akan dikembalikan kepada masyarakat. Dan selama manusia mati, kebebasan tidak akan pernah mati.....

Wahai para tentara! Jangan menyerahkan diri kalian ke orang-orang tanpa prikemanusiaan, para manusia yang memandang rendah kalian, memperbudak kalian, yang mengatur hidup kalian, yang memberitahu kalian apa yang harus kalian lakukan, apa yang harus kalian pikir dan apa yang harus kalian rasakan! Mereka yang melatih kalian, memperlakuakn kalian seperti sapi perah, memanfaatkan kalian seperti umpan makanan hewan. Jangan memberikan diri kalian kepada manusia-manusia tak wajar ini, manusia-manusia mesin dengan pikiran mesin dan hati mesin! Kalian bukanlah mesin! Kalian bukanlah sapi perah! Kalian manusia! Kalian mempunyai cinta dari kemanusiaan di dalam hati kalian! Kalian jangan membenci! Hanya tanpa belas kasihan kebencian, tanpa belas kasihan dan tanpa kewajaran! Para tentara, jangan bertarung untuk perbudakan! Bertarunglah untuk kebebasan!

Dalam St Luke bagian ke-17 ditulis : “Kerajaan Tuhan di dalam manusia”, bukan seorang manusia ataupun sekelompok manusia, tapi dalam semua manusia! Dalam dirimu! Kalian, orang-orang yang mempunyai kekuatan-kekuatan untuk menciptakan mesin-mesin. Kekuatan untuk menciptakan kebahagiaan! Kalian, orang-orang, mempunyai kekuatan untuk menjadikan hidup ini bebas dan indah, untuk membuat hidup ini (agai sebuah petualangan yang menakjubkan.

 
 Quote
Gambar : pinterest.com

Kemudian, atas nama demokrasi, mari kita menggunakan kekuatan itu, mari kita semua bersatu. Mari kita bertarung untuk sebuah dunia yang baru, sebuah dunia yang layak yang akan memberikan manusia sebuah kesempatan untuk bekerja, yang akan memberikan pemuda sebuah harapan dan orang tua sebuah keamanan. Dengan janji dari hal-hal ini, orang-orang tak berprikemanusiaan telah mencapai kekuatan. Tapi mereka berbohong! Mereka tidak memenuhi janji itu. Mereka tidak akan pernah!

Para diktaktor membebaskan diri mereka tapi mereka memperbudak orang-orang! Sekarang mari kita bertarung untuk memenuhi janji itu! Mari kita bertarung untuk membebaskan dunia, untuk  membebaskan diri dari kerakusan, kebencian, dan intoleransi. Mari kita bertarung untuk sebuah dunia yang berakal sehat, sebuah dunia dimana ilmu pengetahuan dan kemajuan akan memimpin kita ke semua kebahagiaan manusia. Para tentara, atas nama demokrasi, MARI KITA BERSATU!



Atau kalian bisa juga liat video humanity messege yang sangat menyentuh menggunakan pidatonya Chaplin disini : Messege For Humanity. Sesungguhnya, pesan ini buat kita semua, instropeksi diri, tahan emosi, berlaku baik pada semua orang dan hidup dengan damai. PEACE.
JMFC 001 – Om Chan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...