Senin, 12 Februari 2018

Review Ittefaq (2017) : Film Bollywood Rasa Hollywood, Beda dan Bener-Bener Watdefaq!

Jarang-jarang sih saya nonton film India, karena kurang suka film musikal, India kan terkenal dengan Bollywoodnya yang khas dengan joget-joget dan nyanyi-nyanyi, hehe.. Tapi pengecualian yang satu ini, dapet review dan rekomendasi dari temen saya Ilham dan Mualimin, film Ittefaq ini tidak pake joget, tidak pake nyanyi, dan tak kalah pentingnya durasinya juga pendek, 1 jam 48 menit. You know la kan film India biasanya berdurasi diatas 2 jam. Apa yang mereka rekomendasikan? Ya karena mereka tau saya suka film-film mystery dengan twist ending, maka ini adalah mangsa empuk yang harus saya lahap. Dan sesuai ekspektasi, setelah saya tonton, film ini memang film bintang lima.

Gambar : ibtimes.co.in

Ittefaq menceritakan proses investigasi pada kasus-kasus pembunuhan yang berputar dibadan seorang penulis terkenal, Vikram Sethi. “Wait? Kasus-kasus? Berarti lebih dari satu?”, iya lebih dari satu, tepatnya ada 3 kasus tewasnya seseorang akibat dari nama Vikram Sethi ini. Yang pertama adalah kematian istrinya sendiri, Katherine, yang ditemukan tewas di kamar mandi hotel tempat mereka berdua menginap pada periode peluncuran novel yang ditulis sang suami. Saat itu, Vikram menghubungi polisi setempat untuk mengabari kabar duka ini. Tapi, bukannya perlindungan hukum yang Vikram dapat, ia malah ditakut-takuti oleh opsir bahwa dalam kasus tewasnya salah satu dari pasangan suami-istri, biasanya pelakunya adalah salah satu dari mereka sendiri. Mengetahui hal ini, Vikram kabur melarikan diri dan tiba di sebuah apartemen yang membawanya terlibat pada kasus pembunuhan kedua.

Kali ini, polisi menemukan Vikram sedang berada tepat didepan mayat seorang pria yang ternyata adalah suami dari Maya, wanita yang apartemennya ia datangi tadi. Vikram ditangkap, dan mulailah proses investigasi ini menjadi misteri yang sulit diungkap namun menarik buat kita sebagai penonton. Karena, dalam setiap kasus, tentu mana ada “maling” yang mau ngaku, termasuk kasus ini. Vikram dituduh telah membunuh istrinya sendiri, sementara ia membantah telah membunuh suami Maya, justru ia bersaksi bahwa Maya-lah yang membunuh suaminya. Jadi sang opsir yang berwenang atas kasus ini, Dev, pusing tujuh keliling, dibuat bolak-balik oleh pengakuan para tersangka yang serba kebetulan ini, ya kebetulan ada kasus suami bunuh istri yang kemudian berjumpa dengan istri yang bunuh suami. Ittefaq, dalam bahasa Urdu berarti “Kebetulan”. Ya, seperti sinopsis tadi, semua terjadi secara kebetulan. Itu baru 2 kasus, mana kasus ketiga?
Kasus ketiga menurut saya hanyalah pendukung plot cerita semata, yaitu kasus bunuh diri seorang gadis yang kisah hidupnya diadaptasi Vikram ke dalam novelnya. Tapi ya tetap aja, nama Vikram menjadi terseret.


Nah, gimana? Dengan 3 plot awal tadi itu aja udah sangat menarik bukan? Sesuai taglinenya : 2 murders, 2 suspects, 2 version, maka penonton akan dibuat kayak bola pimpong yang dipukul bolak-balik, sesaat kita akan simpati pada Vikram, sejenak kemudian berbalik mendukung Maya. Manakah versi yang benar??? Siapakah pelakunya??? Semua hipotesa dan dugaan sangat beralasan dan memungkinkan. Barang bukti dan saksi juga mendukung. Malah bisa saja mempunyai alternatif cerita versi lain, improvisasi dan pembaharuan. Kasian Inspektur Dev yang dibawah tekanan, atasannya meminta kasus ini harus jelas dan terang dalam waktu 3 hari! Petunjuk kecil sekalipun dilahapnya, perlu diperhatikan setiap kata-kata dan benda yang dimunculkan oleh semua tokoh dalam film ini, tak hanya dari tokoh utama saja lho ya, tokoh yang cameo aja juga justru punya line penting. Berasa belajar menjadi detektif kita disini, hehe.. 

Film ini sebenarnya merupakan adaptasi dari film jadul di tahun 1960an berjudul sama. Tapi tentu dengan beberapa modifikasi. Diisi dengan cast yang lebih fresh, Vikram yang diperankan aktor ganteng Shidarth Malhotra, Maya oleh Sonakshi Sinha dan Inspektur Dev oleh Akshaye Khanna. Yang paling signifikan adalah sinematografinya, kalian ga akan merasa kalo ini racikan Bollywood, melainkan berasa garapan Hollywood, tone-nya, angle shotnya, editing timelinenya, belum lagi endingnya, widih...bagai The Prestige-nya India deh. Twist banget! Untuk kamu yang belum tonton, film ini ada baiknya masuk dalam daftar tontonan kamu, filmnya family friendly, ga ada sadis dan darah yang over exposed, ga ada adegan yang vulgar, justru diselipkan beberapa humor yang kocak dan natural, seperti di dunia nyata pada umumnya. Dan jangan kaget dengan endingnya ya. Thanks for reading.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar