Kamis, 21 September 2017

Review American Dreamz (2006) : Komedi Satir Yang Menyindir Tentang Ajang Pencarian Bakat Yang Populer (By Muhammad Ilham - JMFC 041)

Salah satu hal yang paling saya ingat di tahun 2006 adalah persaingan dua raksasa ajang pencarian bakat menyanyi di Indonesia, dimana kedua acara ini masih berusia sangat muda pada saat itu. Keduanya lahir di tahun yang sama yaitu tahun 2004, walaupun kedua acara tersebut mengkopi acara dari negara luar, pada tahun itu hype kedua acara ini amat luar biasa. Tak hanya ajang menyanyi yang di tampilkan dalam membangun hype serta meningkatkan rating acara tersebut, namun kehidupan diluar panggung, baik ketika latihan, karantina, background story di exploitasi agar publik semakin tertarik dan addict akan talent show ini. Dan ketika film American Dreamz di rilis di tahun 2006 dan saya tonton di sekitar 2009, saya mendapati kalau American Dreamz menyindir fenomena talent show American Idol di Amerika, serta respon mengenai fenomena sosial dan gaya hidup orang Amerika pada saat itu. Apa hubungannya dengan kedua talent show yang saya sebut diatas? You’ll see.  

Gambar : wikipedia.org

The Story
Martin Tweed (Hugh Grant) adalah pembawa acara talent show dengan tajuk American Dreamz, Tweed adalah orang yang menyebalkan, egois, dan tak punya hati. Sebenarnya Tweed tidak menyukai acara American Dreamz, Tweed menjalankan show ini hanya demi ambisi pribadinya dan memuaskan egonya sendiri. Pada season baru American Dreamz, Tweed ingin membuat acara ini berbeda dari biasanya, maka dia mengutus para kru American Dreamz untuk mencari kontestan paling aneh dan tak biasa. Dan diantara yang terpilih adalah Omer (Sam Golzari). teroris ling-lung yang sedang menunggu wake up call dari komplotannya untuk melancarkan serangan pada Amerika. Dan ada Sally Kendoo (Mandy Moore), wanita super egois, ambisius dan tak pernah peduli dengan orang lain (bisa dibilang kalau Sally adalah Tweed versi perempuan). Di sisi lain presiden Amerika yang terpilih untuk kedua kalinya Joseph Staton (Dennis Quaid), mengalami nervous breakdown dan mempertanyakan kenapa dirinya menjadi presiden. Dengan dipengaruhi oleh sang kepala staffnya yang licik dan persuasif, Sutter (Willem Dafoe), sang presiden bersedia untuk menjadi juri spesial pada acara American Dreamz.


My Opinion
Disebut-sebut sebagai film satir paling berani dalam menyuguhkan unsur mengejek dan menyindir popular culture yang sedang hype di Amerika pada saat itu (American Idol), namun tak hanya mengejek American Idol, film ini bahkan berani mengejek sosok Presiden Amerika Serikat pada saat itu, the one and only, George. W. Bush. Seperti yang kita ketahui hype acara American Idol menyebar ke seluruh dunia bahkan Indonesia yang melahirkan kloningan versi indonesianya, Indonesian Idol. Dalam American Dreamz begitu dalam ejekan yang ditujukan ke acara pencarian bakat ini, mulai dari karakter Martin Tweed yang sedikit mengingatkan kita pada sosok Simon Cowellversi Indonesian Idol yaitu ada Indra Lesmana pada saat itu, namun karakter Tweed dibuat lebih brengsek. 

Gambar : imdb.com

Lain pula dengan karakter Sally Kendoo, campuran Britney Spears dan Carrie Underwood. Namun tampaknya sifat Sally yang selalu sweet di depan kamera merupakan sifat palsu dan kedok semata. Pada dasarnya Sally akan melakukan apa saja demi memenangkan kontes ini (mengejek Carrie Underwood). Tweed sebagai juri malah menyisihkan kontestan yang benar-benar bisa bernyanyi dan memilih mana yang pas dengan kriteria yang dia inginkan. Sedangkan pada karakter Joseph Staton tiruan Presiden Bush dibuat sebagai sosok yang lemah, bodoh dan bergantung pada obat. Presiden ini dibuat menjadi karakter yang benar-benar clueless dengan apa yang terjadi pada negaranya. Dan kepala staff yang selalu membisiki telinga presiden dengan bisikan-bisikan jahat adalah Sutter yang merupakan karakter tiruan dari Dick Chenney. 

Namun yang justru jadi kejutan adalah Omer, Omer benar-benar mengocok perut kita, belum pernah saya lihat teroris bisa selucu ini (untuk komedi satir). Stereotype sindiran Muslim = Teroris ditimbulkan lagi disini. Walaupun begitu ramuan joke dan alur ceritanya tak juga serta merta menunjuk bahwa seluruh umat muslim adalah teroris. Salah satu jokenya adalah ketika omer berbicara kepada kepala terroris cell yang merancang agar omer dapat membunuh presiden, si Kepala terroris bilang : “Bomnya akan ditaruh di toilet pria, pasang bom itu dan ketika bersalaman dengan Presiden ledakkan dirimu, dan kita ketemu di surga”, lalu Omer berkata “Jadi kamu akan mati juga?”, dijawab oleh sang Kepala Terroris “Oh tidak, bomnya agak kecil, tapi kita bakalan ketemu di surga kok, ya beberapa tahun lagi lah”. Haha...that joke was killing me

Gambar : imdb.com

Tapi kembali lagi ke perbincangan di awal, mengenai acara talent show baik di luar sana ataupun di Indonesia, nah setelah menonton American Dreamz saya menyadari, ternyata apa yang disuguhkan talent-talent show dimanapun dia dibuat, kebanyakan adalah hal palsu belaka, tak semuanya palsu, namun kebanyakan. Siapa yang memenangkan talent show bisa jadi sudah diatur semenjak awal para kontestan menginjakkan kaki di panggung grand final. Perubahan keputusan akan didasarkan kemana arah rating berhembus, nyatanya penyanyi-penyanyi yang benar-benar berbakat kebanyakan dipangkas di awal-awal audisi, dan si juara 1 not even worth it. Beberapa saja yang suaranya benar-benar bagus. 

Gimana dengan SMS berbayar yang kita kirimkan untuk memvoting kontestan? Do you really believe that sh*t? itu cuma lumbung uang lain yang direkayasa pihak televisi untuk menghabiskan uang masyarakat. Bagaimana dengan tayangan para juri mengaudisi para kontestan di seluruh Indonesia? Do you really believe that Sh*t? (part II), ga usahlah audisi seluruh Indonesia, satu sekolahan aja udah makan waktu berhari-hari, seluruh Indonesia akan makan waktu tahunan, dan anda berfikir bahwa seorang juri yang merupakan artis skala nasional punya waktu untuk itu? Tentu tidak. Mereka hanya mengaudisi kontestan yang sudah dipilih-pilih (yang paling berbakat dan yang paling hancur) demi rating stasiun tv yang bersangkutan. 

Mungkin menurut anda opini saya ini hanya tuduhan tak berdasar, tapi lihatlah dengan cermat, you’ll know. Maka disinilah letak kecerdasan film American Dreamz, film ini berani namun penyampaiannya benar-benar subtle, bahkan kita tak menyadari kalau sindiran diletakkan disitu. Bahkan film ini secara pribadi memberikan enlightment kepada saya, apa itu sebenarnya acara tv dan bagaimana acara-acara tersebut memberikan kebohongan demi kebohongan ke mata masyarakat, dan membuat kita percaya kalau menggapai mimpi jadi artis itu amat mudah dan berjalan dengan indah. And do you really believe that sh*t? (part III). 

Personal Rate :7.8/10

1 komentar:

  1. wahh, iya sih kayaknya, yg ajang talent2 itu, good rekomen my bro :D

    BalasHapus