Kamis, 28 September 2017

Review Contact (1997) : Never Ending Question Dan Debatable Antara Science Versus Religion (By Muhammad Ilham - JMFC 041)

Salah satu film yang sudah lama saya rencanakan untuk di review, yang jadi permasalahan tertundanya rencana ini adalah dikarenakan sudah terlalu lama sejak terakhir saya menyaksikan film Contact jadi ingatan mengenai film ini sedikit kabur dan terlupakan, so perlu ada proses mengingat kembali sebelum saya berani menulis tentang film ini. Nah pada akhir pekan kemarin saya memutuskan untuk menonton kembali film yang dibintangi Matt McConaughey dan Jodie Foster ini.

Gambar : imdb.com

The Story
Dr. Ellie Arroway (Jodie Foster) adalah ilmuwan yang memang sedari kecil menyukai segala sesuatu yang berhubungan dengan kehidupan lain di luar angkasa. Hal ini dia dapatkan karena kedekatannya dengan sang ayah. Setelah ayahnya meninggal dan Ellie dewasa, gairahnya akan kehidupan lain selain di bumi semakin menguat. Dan Ellie memutuskan untuk belajar serta meneliti secara khusus untuk mencari tahu tentang adanya Alien di alam semesta ini, sehingga Ellie menjadi Radio Astronomer. Metode yang dipakai Ellie untuk bekerja adalah dengan menangkap dan mendengarkan gelombang suara melalui piringan antena raksasa. Namun ilmu dan ambisi Ellie dianggap remeh bahkan gila oleh para ilmuwan lain. Para ilmuwan berpikir kehidupan di luar angkasa adalah omong kosong belaka, dan tidak ada satu badan baik pemerintah maupun swasta yang mau mendukung serta mendanai penelitian Ellie. Namun sesosok misterius percaya dan yakin dengan ambisi ilmuwan muda ini serta bersedia mendanai penuh semua kebutuhan penilitiannya. Semua berjalan sesuai rencana, penelitian dimulai dan akhirnya satu pesan aneh tertangkap oleh Ellie dan kawan-kawannya berasal dari Bintang Vega yang berada di Konstelasi Lyra. Apa atau siapakah sang pengirim pesan ini? apakah Ellie berhasil membuktikan keyakinannya selama ini?


My Opinion
Banyak sekali film mengenai tema luar angkasa terutama mengenai kontak pertama antara manusia dengan kehidupan yang ada selain di bumi dan bisa dibilang sukses di Hollywood. Ada E.T (1982) karya Spielberg, ada Close Encounters of the Third Kind (1977) yang juga karya Spielberg, ada pula karya the master of the weird and complex Stanley Kubrick dengan 2001:Space Odyssey (1968), dan yang terbaru ada Arrival (2016) karya Dennis Villenevue, masih banyak judul lain yang tak bisa saya sebutkan satu persatu. 

Nah pada tiap kisah kontak pertama antara alien dan manusia tentu ada tema yang menjadi benang merah pada film ini, misal E.T menyorot tentang keinginan sesosok alien yang tertinggal dan ingin pulang ke asalnya, Arrival menonjolkan bagaimana kita berkomunikasi dengan alien melalui bahasa super aneh yang sulit dimengerti (saya pun terus terang juga kurang mengerti, menjadikan film ini kurang saya sukai selain adanya keberadaan “that average face and nothing special lady” disana). Nah Contact menyorot tentang suatu tema yang dari ratusan tahun yang lalu selalu menjadi perdebatan yang tak ada habisnya, apa itu? Ilmu Pengetahuan Vs Agama. Berani bukan? Ini yang membuat Contact menjadi istimewa bagi saya. Dr. Ellie digambarkan sebagai sosok yang atheis. Ellie sebagai ilmuwan (dan kebanyakan ilmuwan di luar sana) selalu menginginkan suatu bukti empiris mengenai eksistensi akan sesuatu, dia menganggap bagaimana orang tahu kalau Tuhan itu ada sedangkan kita tidak bisa melihat atau bahkan menyaksikan bukti eksistensi akan adanya Tuhan (yang mudah terpengaruh jangan mikir yang tidak-tidak, nengok youtube sekali langsung percaya aja itu bumi datar, ntar ngeliat Contact malah jadi goyah tu iman ente., hehe...). 

Gambar : imdb.com

Nah disinilah menariknya film ini, Ellie diberikan love interest yang karakternya berbanding terbalik dari Ellie sendiri yaitu seorang pendeta bernama Palmer Joss (Matthew McConaughey) yang juga sekaligus Penasihat Agama Kepresidenan. Konflik sekaligus chemistry antara keduanya dijalin amat baik, walaupun keduanya amat berbeda paham namun entah kenapa sepertinya perbedaan tidak menjadi penghalang bagi hubungan mereka. Akting Jodie Foster sebagai Ellie benar-benar brilian dalam menampilkan sosok skeptis atas Tuhan (sampai-sampai saya sendiri agak gerah juga ngeliatnya, hal ini adalah wajar karena saya sebagai sosok yang percaya akan Allah menjadikan Ellie sebagai karakter yang hateable dari sudut pandang saya). Namun ada satu dialog yang sangat saya senang dan selalu terngiang di pikiran saya yaitu ketika Ellie mengkonfrontir Joss dengan sebuah pertanyaan yang mempertanyakan tentang eksistensi Tuhan: 

Ellie : “Mana menurutmu yang benar, bahwa Tuhan yang Maha Kuasa menciptakan seluruh alam semesta namun memutuskan untuk tidak memberikan satu buktipun akan keberadaannya, atau sesungguhnya Tuhan itu tidak ada dan kita lah yang menciptakan Tuhan agar kita tidak merasa kecil dan kesepian?”

Joss : “Entahlah, aku tak bisa membayangkan hidup di dunia dimana Tuhan tidak ada, aku tak ingin hidup di dunia seperti itu.”

Ellie : “Bagaimana kau tahu kalo kamu tidak menipu dirimu sendiri, bagi saya, saya perlu bukti.”

Joss : “Bukti? Apa kau mencintai ayahmu?"

Ellie : “Ya, sangat mencintai malah”

Joss : “Buktikan!”

Ellie : (terdiam plus pelangak pelongok kayak ayam nelan karet gelang)

Gambar : imdb.com

Dan begitu banyak dialog yang begitu cerdas dalam memperlihatkan pertentangan mengenai agama (yang diwakili oleh Joss) dan ilmu pengetahuan (yang diwakili oleh Ellie) dibalut dengan histeria massal dunia mengenai aksi dan reaksi terhadap pesan aneh dari sebuah bintang bernama Vega. Dan sikap skeptis Ellie ini akan menjadi bagian penting dalam ending film Contact. Bagaimana dengan kita? Bagaimana dengan anda jika suatu saat sebuah pesan dari luar angkasa benar-benar sampai di bumi? 
  
Personal Rate : 8/10

2 komentar: