Yap, awal Maret nanti kita akan
memasuki babak pertama dari final chapter movie series : Divergent, yang akan
dibagi kedalam 2 bagian. Babak pertama ini berjudul Allegiant, sekuel dari
Insurgent Maret 2015 lalu. Lalu bagaimanakah kisahnya di babak pertama ini?
Mari kita buka lembarannya dalam artikel berikut ini.
Gambar : imdb.com
Divergent, judul film yang muncul
di tahun 2014 lalu cukup menarik perhatian para pemerhati film di dunia. Wajar
saja, karena film ini muncul ke permukaan menyambung tongkat estafet yang telah
dimulai oleh The Hunger Games dan The Mortal Instruments, film ini bergenre
sama yaitu action drama remaja. Trend yang membuktikan kalo film remaja tak
melulu film ringan yang hanya canda tawa dan cinta-cintaan belaka, kayak FTV,
hehe...tapi juga dihiasi dengan perjuangan dan kerasnya kehidupan dalam
kehidupan politik dan bermasyarakat. Hal tersebut saat ini terkenal dengan
genre bernama Distopia.
Distopia adalah keadaan dimana
imajinasi tentang masyarakat fiktif di masa depan atau masa lalu, yang berada
di bawah pemerintah yang otoriter, dalam keadaan negara yang rusak akibat
perbuatan manusia itu sendiri. Distopia merupakan antonim alias lawan kata dari
Utopia, itu lho band yang nyanyiin lagu berjudul “Hujan”, hehe... Utopia
berarti dimana keadaan imajinasi tentang masyarakat yang hidup baik dari semua
hal positif yang ada, kayak mimpi atau angan-angan deh guys.
Nah, The Hunger
Games dan Divergent merupakan film yang memasukkan genre Distopia ini kedalam
action-romancenya, sehingga sajiannya menjadi lengkap, dapat ditonton oleh
setiap orang dengan selera masing-masing, mau action ada, mau drama ada, mau
konspirasi politik juga ada.
Oke back to the movie guys,
Divergent movie series ini berasal dari 3 buku novel karangan Veronica Roth,
penulis muda dari Amerika sana yang hasil karyanya ini menjadi salah satu Best
Selling. Diadaptasi kedalam film series yang terdiri dari 4 film. Yang pertama
berjudul Divergent, kedua adalah Insurgent tahun lalu , selanjutnya Allegiant
sebagai part 1 dari final chapter pada Maret ini dan terakhir Ascendant sebagai
part 2-nya tahun 2017 nanti.
Pada film pertamanya, Divergent,
menceritakan tentang kota Chicago, yang didalamnya hidup masyarakat yang
dikelompokkan ke dalam 5 faksi berdasarkan karakter mereka masing-masing.
Pertama adalah Abnegation, kumpulan orang-orang yang memiliki jiwa sosial dan
kepedulian tinggi, atas karakter seperti inilah mereka diberikan wewenang untuk
menjadi pemerintahan disana. Kedua adalah Erudite, berisikan orang-orang yang
mempunyai kecerdasan intelektual, pintar dalam ilmu pengetahuan, perannya
sebagai pembuat sarana dan prasarana kota. Ketiga adalah Dauntless, mereka yang
berjiwa pemberani dan petarung yang tangguh, mereka berfungsi sebagai pihak
keamanan kota, kayak polisi gitu deh, negakin hukum yang berlaku. Keempat
adalah Candor, isinya orang-orang jujur, nah ini nih susah ditemui jaman
sekarang, hehe, fungsinya sebagai tempat peradilan dong. Dan terakhir adalah
faksi Amity, yaitu rombongan para pemaaf guys, mereka ga suka perang, mereka
cinta damai, piss..piss...haha...kalo disini mereka sepertinya berfungsi
sebagai petani dan peternak.
Mereka semua telah hidup
berkelompok seperti ini selama 200 tahun. Setiap anak ketika beranjak dewasa,
bebas memilih faksi mereka sendiri, dan faksi tersebut akan menjadi keluarga
baru mereka. Untuk masuk ke dalam faksi, mereka harus diuji, apakah mereka
memang layak memilih faksi tersebut. Remaja yang menjadi tokoh utama dalam film
ini adalah gadis cantik bernama Beatrice Prior, atau yang selalu dipanggil Tris,
diperankan oleh Shailene Woodley dari film The Fault In Our Stars. Tris berasal
dari keluarga Abnegation, namun ketika dewasa ia berpaling dari Abnegation dan memilih
untuk menjadi Dauntless, begitu pula dengan abangnya, Caleb, yang diperankan
oleh rekan mainnya di film The Fault In Our Stars, Ansel Elgort, yang akhirnya
menjadi ilmuwan di Erudite.
Hal ini sebenarnya penggambaran tentang bagaimana orang tua yang pada jaman modern sekarang ini lebih demokratis dengan memberikan kebebasan kepada anak mereka tentan pilihan hidup yang mereka ambil saat mereka dewasa. Mau kuliah dimana, jurusan apa, pekerjaan seperti apa, dan jodohnya siapa, hoho....
Hal ini sebenarnya penggambaran tentang bagaimana orang tua yang pada jaman modern sekarang ini lebih demokratis dengan memberikan kebebasan kepada anak mereka tentan pilihan hidup yang mereka ambil saat mereka dewasa. Mau kuliah dimana, jurusan apa, pekerjaan seperti apa, dan jodohnya siapa, hoho....
Selama masa-masa baru menjadi
Dauntless, Tris menunjukkan hal yang tak wajar dari dalam dirinya, ia dapat
melewati berbagai ujian dengan mulus, baik itu simulasi maupun nyata.
Widih...dapat bocoran soal kali ya, hehe... Ia tangguh dan pemberani seperti
Dauntless itu so pasti, tapi ia juga cukup pintar seperti orang-orang Erudite
pada umumnya, lalu juga sangat care seperti Abnegation, jujur layaknya
orang-orang Candor juga, dan pemaaf seperti Amity. Nah loh, kok bisa dia
seperti itu? Ternyata karakter seperti inilah yang dinamakan Divergent.
Divergent adalah keadaan dimana
seseorang memiliki karakter yang bermacam-macam dan bisa masuk ke faksi mana
saja. Apakah hal ini baik ato buruk? Dalam film pertama ini, Divergent
merupakan suatu hal yang buruk. Divergent dianggap sebagai ancaman keamanan
kota dikarenakan dianggap berbeda dari masyarakat pada umumnya, sikap dan
karakternya yang tak stabil, sehingga dikhawatirkan cenderung memberontak
dengan keadaan sekitar.
Para Divergent terpaksa menjadi buronan, tahanan bahkan korban pembunuhan selama ini, mereka hanya bisa bersembunyi dengan bantuan kaum Abnegation yang memang berjiwa sosial dan toleran. Pihak yang paling terganggu dengan keberadaan Divergent ini adalah kelompok Erudite. Mereka telah terbiasa damai dengan keadaan kota berdasarkan faksi, sehingga sangat khawatir jika ada orang-orang labil dan berbeda macam Divergent ini. Pimpinan Erudite bernama Jeanine, diperankan oleh tante cantik kita, Kate Winslett dari film legendaris Titanic, ia sangat paranoid akan hal ini, ketakutan yang berlebihan, sehingga ia berencana untuk memusnahkan semua orang yang terbukti Divergent.
Gambar : pinterest.com
Para Divergent terpaksa menjadi buronan, tahanan bahkan korban pembunuhan selama ini, mereka hanya bisa bersembunyi dengan bantuan kaum Abnegation yang memang berjiwa sosial dan toleran. Pihak yang paling terganggu dengan keberadaan Divergent ini adalah kelompok Erudite. Mereka telah terbiasa damai dengan keadaan kota berdasarkan faksi, sehingga sangat khawatir jika ada orang-orang labil dan berbeda macam Divergent ini. Pimpinan Erudite bernama Jeanine, diperankan oleh tante cantik kita, Kate Winslett dari film legendaris Titanic, ia sangat paranoid akan hal ini, ketakutan yang berlebihan, sehingga ia berencana untuk memusnahkan semua orang yang terbukti Divergent.
Sebenarnya ini menjadi ambiguitas
yang cukup membuat kita mempertanyakan apalah artinya perbedaan, apakah berarti
baik atau buruk. But, kita tak bisa pungkiri memang sudah sifat alami manusia
untuk merasa terancam terhadap suatu hal yang baru dan berbeda yang belum bisa
dimengerti. Saya teringat dengan film Transcendence yang diperankan oleh Jhonny
Depp. Pesan yang selalu disampaikan sang ilmuwan disana adalah kalimat ambigu
tadi. Sama hal nya jika kita ditanyakan jika ada alien, gimana sikap kita
hayo...??? Hehe... Mungkin sebagian besar dari kita akan berupaya untuk kabur,
atau bahkan membunuh alien tersebut, karena kita tidak siap menerima adanya
perbedaan disekitar yang belum kita mengerti. Udah banyak juga kan film-film
tentang manusia yang menentang keberadaan makhluk alien, entah itu manusianya
menghindari, membunuh atau mengajak perang si alien, haduh...
Lanjut ke filmnya, untuk
mewujudkan ambisi Jeanine tadi, ia mengkudeta kekuasaan dari kaum Abnegation,
sehingga bisa menggunakan wewenang semena-mena. Ia dan kaum Eruditenya
menciptakan serum “patuh” yang kemudian disuntikkan ke kaum Dauntless, kemudian
mereka memerintahkan para Dauntless untuk menghabisi semua kaum Abnegation, karena
mereka menganggap kaum Abnegation telah melanggar hukum dengan menampung dan
membantu para Divergent.
Untungnya, tindakan ini dapat
dicegah oleh Tris dkk. Tris bersama seorang pria yang menjadi love interestnya
dalam film ini yang juga seorang Divergent, Tobias “Beton” kata temen ane
Ilham, haha... atau nama bekennya “Four”, diperankan oleh Theo James, berhasil
membekuk Jeanine dan membatalkan perintah “serum patuh” tadi, para Dauntless
pun kembali normal. Tris dkk pergi kabur mencari tempat “penampungan” di
pemukiman faksi Amity. Film Divergent selesai sampai disini. Dilanjutkan dengan
film keduanya, Insurgent. Penampilan Shailene Woodley cukup saya beri applaus,
anggap upah capek dia belajar “macho”, hehe... Nampak memang beban berat
dipundaknya untuk berada di puncak paling tinggi peran tokoh paling utama dalam
film ini. Justru saya kecewa dengan penampilan Theo James, yang terkesan malah
dimacho-machoin, kurang natural, meskipun tampangnya macho boookk....uuupppsss,
hahaha......
Gambar : Lionsgate
Next, di film kedua, kota Chicago tak lagi normal seperti biasa. Jeanine tak berhenti sampai disana, ia tetap memerintahkan Dauntless untuk memburu Abnegation dan Divergent. Para Dauntless yang tak mau menuruti perintahnya bersembunyi di faksi Candor. Sementara Dauntless yang menjadi suruhan Jeanine, dipimpin oleh Eric, yang diperankan oleh Jai Courtney dari film Terminator – Genesys, terus mengejar Tris dkk, melewati pemukiman faksi Amity, memaksa Tris dkk lari bersembunyi di markas Factionless. Terkecuali si Peter, teman Tris yang diperankan oleh Miles Teller, sang drummer dari film peraih Oscar, Whiplash. Peter tidak ikut kabur malah berubah haluan memihak Jeanine. Tersisalah hanya mereka bertiga, Tris, Four dan Caleb yang bertemu para Factionless. Teller...Teller....tampang muka kamu tuh emang cocok banget untuk peran-peran beginian, orang yang labil ga berpendirian dan ga punya rasa optimisme, haha...
Apa pula Factionless itu? Mereka
adalah orang-orang yang tak lulus di 5 faksi yang tersedia, mereka lemah dalam
segala hal, tak diterima disetiap faksi, sehingga membentuk kelompok sendiri. Ternyata
Factionless ini dipimpin oleh emaknya si Four, Evelyn, kali ini diperankan oleh
tante cantik lainnya, Naomi Watts, sang pujaan hati dalam film King Kong itu
lho, hehe. Evelyn berencana membujuk Four dan para Dauntless yang tersisa untuk
melakukan pemberontakan terhadap kekuasaan Jeanine. Widih...jadi tante cantik
lawan tante cantik nih, bukannya perang malah bergosip nih ntar, haha....
Four menolak untuk bekerja sama dengan emaknya ini, ternyata karena memang dia masih sentimentil sejak ditinggal pergi saat masih kecil. Four juga merasa pemberontakan itu hanyalah ambisi Evelyn pribadi untuk menjadi penguasa di Chicago. Kok jadi berasa rada-rada mirip The Hunger Games ya? Pemberontakan dan kudeta kekuasaan. Evelyn kayak pemimpin Distrik 13, Tante Coin, sementara Jeanine kayak Presiden Capitol, Opa Snow. Yah mungkin ini kali yang namanya genre Distopia, karena dikekang oleh pemerintahan otoriter jadi selalu ada bumbu pemberontakan dan kekudetaan, halah....haha...
Akhirnya Four dan Tris memutuskan
untuk mencari petunjuk terlebih dahulu ke Candor, menemui teman-teman Dauntless
yang bersembunyi disana. Sementara si Caleb ga ikutan kesana, ia diam-diam
malah berkhianat ke Erudite untuk berpihak kepada Jeanine, sepertinya prinsip
faksi diatas keluarga tertanam di benak Caleb.
Di Candor, Four dan Dauntless
lainnya malah diserang oleh Eric dan pasukannya, yang tetap mengincar Tris dan
Divergent yang masih ada. Tapi untungnya Four berhasil membalikkan serangan
tersebut dan membunuh Eric. Mengetahui pasukannya gagal, Jeanine frustasi
memikirkan bagaimana cara untuk membuat Tris bertekuk lutut. Saat inilah Peter
yang berkhianat memiliki peran, ia memberitahukan cara agar Tris bisa tunduk,
yaitu dengan cara mengancam nyawa orang-orang disekitar Tris akan membuat Tris
iba dan terpaksa menyerahkan diri, karena Tris juga mempunyai sifat sosial Abnegation
toh. Super sekali, cara itu memang ampuh dan akhirnya Tris menyerahkan diri.
Hal ini pun memaksa Four untuk menerima tawaran emaknya, Evelyn, untuk
melakukan pemberontakan di markas Jeanine, dengan tujuan menyelamatkan Tris.
Di markas Jeanine, Tris bertemu
dengan Caleb, ia kecewa atas pilihan Caleb yang berpihak kepada musuh. Disini,
sebelum Jeanine membunuh Tris, ia akan memanfaatkan Tris untuk uji simulasi
kotak rahasia yang ia temukan di pemukiman Abnegation, tepatnya ternyata
disimpan orang tua Tris dirumahnya. Wah apa itu kotak rahasia?
Kotak itu adalah kotak yang
berasal dari para tuo tengganai kota Chicago, haha...berisikan pesan dari
pendiri kota tentang ada apa sebenarnya kota Chicago ini. Bentuk kotak ini
mempunyai 5 sisi dengan 5 lambang faksi, menandakan hanya bisa dibuka dengan
uji simulasi ke setiap kondisi faksi. Tentu saja yang bisa masuk ke semua faksi
adalah para Divergent. Sudah beberapa orang Divergent yang menjadi korban ujian
ini, tapi tetap belum ada yang berhasil lulus dari semua uji simulasi ini.
Sampai akhirnya tiba saatnya untuk Tris yang mencobanya. Hebat, Tris bisa melalui semua ujiannya, kotak pun terbuka dan mengejutkan orang yang melihatnya. Kotak itu berisi video pernyataan dari pendiri kota Chicago bernama Edith Prior. Ia bilang bahwa kota Chicago ini didirikan untuk tujuan eksperimen menghasilkan gen yang sempurna. Jika ada yang bisa lulus uji simulasi setiap faksi dan bisa membuka kotak ini, berarti eksperimen tersebut berhasil. Divergent, merekalah gen yang sempurna itu , elemen yang penting untuk kehidupan yang lebih baik di masa depan. Diluar Chicago masih ada manusia lainnya, dan Edith Prior ini mengajak para Divergent untuk bergabung dengan mereka yang ada di luar pagar tembok batas kota.
Quite well menurut saya, tim
produksi tetap menampilkan segala sesuatunya dengan balance, saling
menyeimbangkan. Ketika penonton mendayu-dayu melihat melonya bagian drama,
tiba-tiba diajak bergairah kebagian actionnya, begitu pula sebaliknya, dengan
disisipi visual effect science fictionnya lewat uji simulasi.
Hasil uji tadi membuat shock
banget kan Jeanine, yang selama ini menganggap Divergent adalah ancaman, malah
menjadi harapan tujuan yang sebenarnya. Dengan bantuan Peter yang sudah insaf,
akhirnya Four berhasil menyelamatkan Tris dan pasukan Evelyn berhasil
mengkudeta Jeanine dari tampuk kekuasaan. Evelyn membunuh Jeanine, dan Caleb
pun akhirnya dipenjarakan. Film Insurgent selesai sampai disini. Tuh kan Teller
si Peter...lagi-lagi deh labil, haha...
Dari 2 Installment yang telah
disaji, mempertegas bahwa film ini memang bergenre science fiction yang
diharapkan dapat menjadi simbiosis mutualisme bersama, seimbang dengan unsur
drama dan actionnya membentuk film yang balance, beda dengan film Distopia
lainnya, The Hunger Games yang lebih menitik beratkan dan kuat genre dramanya.
Gambar : amazon.com
Apakah yang ada diluar pagar tembok batas kota? Siapakah manusia yang dimaksud dalam video kotak rahasia tadi? Dan apakah Tris dkk akan pergi keluar tembok dan bergabung dengan mereka? Semua pertanyaan ini akan terjawab dalam sekuel ke-2 Divergent, Maret nanti berjudul Allegiant.
Nah, untuk sedikit mengetahui apa
yang akan terjadi dalam film Allegiant ini, simak previewnya berikut ini. Agak
sdikit berbeda dari film-film sebelumnya, installment ke-3 ini akan lebih
memberikan sajian hardcore science-fiction, akan lebih banyak membuat dahi
berkerut melihat visual daerah gersang, kekerasan terhadap warga, dan lagi-lagi
tentu pemberontakan.
Pasca kudeta kekuasaan di
Chicago, Evelyn memimpin kota dengan tidak memberlakukan sistem faksi, dan
melarang warga keluar pagar tembok batas kota, karena kota dibatasi tembok
bukan tanpa sebab, melainkan untuk melindungi kota dari apa yang ada diluar
sana. Evelyn tau bahwa ada orang-orang diluar sana yang mengisolasi mereka
selama 200 tahun, dan dia tak ingin terlibat lebih jauh kepadanya.
Kebijakan ini akan menjadi polemik perdebatan buat penonton di akhir film nanti, apakah kebijakan ini salah atau benar. Itulah susahnya menjadi seorang pemimpin, apa yang menurutnya baik belum tentu benar untuk rakyatnya. Duh...kayak politik Indonesia sekarang yak.. Dulu juga kata member kita, Maulana, The Hunger Games itu adalah film yang menggambarkan pertarungan politik Indonesia bangetzzz.... Sepertinya kita, Indonesia ini, sedang berada dalam keadaan Distopia-kah?
Kebijakan ini akan menjadi polemik perdebatan buat penonton di akhir film nanti, apakah kebijakan ini salah atau benar. Itulah susahnya menjadi seorang pemimpin, apa yang menurutnya baik belum tentu benar untuk rakyatnya. Duh...kayak politik Indonesia sekarang yak.. Dulu juga kata member kita, Maulana, The Hunger Games itu adalah film yang menggambarkan pertarungan politik Indonesia bangetzzz.... Sepertinya kita, Indonesia ini, sedang berada dalam keadaan Distopia-kah?
Back to topic, kebijakan Evelyn
ini tidak serta merta disetujui oleh semua pihak. Bagi beberapa orang yang
telah terbiasa dengan sistem faksi merasa keberatan, dan membentuk kelompok
sendiri bernama Allegiant, termasuklah Tris dkk didalamnya. Allegiant mengutus
Tris dkk untuk keluar kota, mencari tau kebenaran diluar sana, but, mencari
kebenaran tentang pelarian dari tempat yang kacau bukan berarti mencari aman
juga, justru bahkan mungkin dunia diluar ini lebih membahayakan ketimbang
Chicago, yang didesain menjadi surga manusia disana untuk beberapa waktu.
Diluar tembok mereka langsung menapaki daerah tandus, gersang kemerah-merahan
seperti lingkungan beracun dan tidak sehat.
Disana akhirnya mereka disambut
oleh orang-orang utusan lembaga bernama Bureau of Genetic Welfare (saya singkat aja BoGW). Ternyata ada
orang-orang dengan peradaban canggih diluar tembok guys, hi-tech gitu deh,
saking canggihnya mereka tetap bisa memantau perkembangan kehidupan di Chicago,
termasuk kemunculan Tris dkk. Lembaga ini dipimpin oleh David, yang diperankan
oleh Jeff Daniels. Yaelah pemeran film Dumb and Dumber bisa jadi pemimpin yang
cool, haha....
David menceritakan bahwa lembaga ini melakukan eksperimen yang bertujuan baik untuk masa depan. Eksperimen yang dilakukan kepada manusia saat dunia sedang dilanda kekacauan, dengan cara memindahkan mereka dari lingkungan beracun ke tempat yang terisolasi dan bersih seperti Chicago, dengan harapan dapat menemukan obat penyembuh bagi lingkungan yang beracun tadi. So, is BoGW good or bad? Haha...udah kayak jargon dari film The Maze Runner “WICKED is good”. Duh...suseh ye kalo film genre sejenis, sesama teenage action sci-fi, memang jadinya mirip-mirip getoh...sama-sama eksperimen dari suatu penyakit/racun, sama-sama lingkungan yang merah dan tandus gersang kayak The Scorch Trials.
David menceritakan bahwa lembaga ini melakukan eksperimen yang bertujuan baik untuk masa depan. Eksperimen yang dilakukan kepada manusia saat dunia sedang dilanda kekacauan, dengan cara memindahkan mereka dari lingkungan beracun ke tempat yang terisolasi dan bersih seperti Chicago, dengan harapan dapat menemukan obat penyembuh bagi lingkungan yang beracun tadi. So, is BoGW good or bad? Haha...udah kayak jargon dari film The Maze Runner “WICKED is good”. Duh...suseh ye kalo film genre sejenis, sesama teenage action sci-fi, memang jadinya mirip-mirip getoh...sama-sama eksperimen dari suatu penyakit/racun, sama-sama lingkungan yang merah dan tandus gersang kayak The Scorch Trials.
Apakah yang diceritakan David
tadi sepenuhnya benar? Belum tentu, bisa ya, bisa juga ngga. David yang awalnya
terlihat baik dan membantu, malah hendak “menghapus” Chicago, mereka ingin
me-reset kota Chicago menjadi awal yang baru lagi, untuk menghasilkan penemuan
eksperimen yang baru-baru lagi, karena “stok” lama yang ada di Chicago itu
sudah tak bagus lagi, melenceng dan berbuat kekacauan.
Hal ini memaksa Tris dan kawan-kawan berbalik pulang kampung. Udah kabur dari sana kok malah mau balik lagi sih? Kan kekacauan disana juga tak membuat mereka betah. Disinilah letak kunci filmnya. Kepada siapakah mereka harus percaya? Dapatkah mereka mempercayai kebenaran yang ada diceritakan tadi? Mungkinkah ada suatu cerita kebenaran yang disembunyikan oleh David?
Hal ini memaksa Tris dan kawan-kawan berbalik pulang kampung. Udah kabur dari sana kok malah mau balik lagi sih? Kan kekacauan disana juga tak membuat mereka betah. Disinilah letak kunci filmnya. Kepada siapakah mereka harus percaya? Dapatkah mereka mempercayai kebenaran yang ada diceritakan tadi? Mungkinkah ada suatu cerita kebenaran yang disembunyikan oleh David?
Masih banyak pertanyaan yang
belum terjawab. Termasuk juga kenapa si Four dipisahkan dengan Tris setelah
mereka di tes di dalam lab? Bisa jadi ini adalah pertanda bahwa mereka memang
sebenarnya berbeda secara genetik. Four akan bergabung dengan kelompok dimana
ia akan beraktifitas bersama orang-orang sejenis dia sebagai sebuah pasukan.
Sementara Tris menjadi “anak emas” lembaga yang dibanggakan David.
Tak perduli yang mana kebenaran
sebenarnya, kalo udah urusan kemanusiaan, Tris akan bertindak. Udah merupakan
wujud nyata dari sifat Abnegation si Tris yang care terhadap orang-orang yang
dicintainya, sehingga ia tak mau keluarga dan teman-temannya di Chicago “dibersihkan”
oleh lembaganya si David itu. Konflik tak terelakkan, Tris bersama warga
Chicago akan melawan orang-orang dari luar kota.
Akankah sajian part I dari final chapter ini dapat membakar semangat kita untuk menontonnnya kembali? Setidaknya film ini akan menyajikan sesuatu yang sedikit beda dari 2 film sebelumnya. Akan lebih banyak visual effect dan konflik yang diperdebatkan. Mari kita tunggu rilisnya di 10 Maret nanti ya. Masih tetap menggunakan cast yang sama seperti film-film sebelumnya, hanya ditambahkan penampilan sedikit orang-orang baru seperti Matthew (Bill Skarsgard) dan Nita (Nadia Hilker). Nita disini akan memiliki pengaruh yang cukup kuat terhadap Four yang sedang lemah jiwanya.
Akankah sajian part I dari final chapter ini dapat membakar semangat kita untuk menontonnnya kembali? Setidaknya film ini akan menyajikan sesuatu yang sedikit beda dari 2 film sebelumnya. Akan lebih banyak visual effect dan konflik yang diperdebatkan. Mari kita tunggu rilisnya di 10 Maret nanti ya. Masih tetap menggunakan cast yang sama seperti film-film sebelumnya, hanya ditambahkan penampilan sedikit orang-orang baru seperti Matthew (Bill Skarsgard) dan Nita (Nadia Hilker). Nita disini akan memiliki pengaruh yang cukup kuat terhadap Four yang sedang lemah jiwanya.
Divergent Final Chapter : Tris
akan memimpin perselisihan ini untuk bertahan hidup dengan pilihan yang tak
mungkin antara keberanian, keteguhan hati, kesetiaan, pengorbanan dan cinta.
Good luck for you Tris.
Kelihatannya bagus dan tidak mengecewakan (mudah-mudahan).. Hehehe..
BalasHapusIni pake Part 1 gitu ya Om Chan...?
Thanks udh baca om dika. Lbh bgs kok dr 2 film sblmnya. Ini mmg sbgai part 1 nya.. kalo part 2 nya judulnha Ascendant. Nanti 2017.
BalasHapus