Review : Deliver Us From Evil (2014) By Muhammad Ilham
Guys,guys,guys what’s Up? Udah
beberapa minggu nih saya ga menyumbang kontribusi tulisan buat Blog kita
tercinta ini, dikarenakan satu dan lain hal jadinya jam produktif agak
berkurang dalam beberapa pekan ini, jadi gimana kabarnya guys?saya harap sehat
selalu. Oh iya kalo ga salah JMFC udah mencapai umur 1 Tahun ya sekarang
so…..walau agak telat……
Semoga ini adalah awal dan bukan
lah akhir, tahun pertama yang tentunya sungguh muda bagi sebuah komunitas,
banyak yang perlu dibenahi dan diperbaiki, dari segi eksistensi secara realita
(kegiatan fisik komunitas) maupun di dunia maya (Blog Komunitas), semoga
semakin kedepan dan semakin membaik, member tambah banyak, dan mungkin nanti
suatu saat kita ga blogspot.com lagi alias .com aja (hehehehe sentil admin),
yang jelas walau pun secara realita saya ga pernah gabung dengan kegiatan
komunitas, dengan saya jadi member dan terlibat dalam blog komunitas ini
menjadikan saya merasa menjadi bagian dari sesuatu, dan semoga ini akan menjadi
sesuatu yang besar di kemudian hari, amiiiiiiiiiin.
Oke guys pada kesempatan ini saya
akan mereview Film yang bergenre Horror. Judulnya adalah Deliver Us From Evil
(yang bisa kita artikan “jauhkan kami dari Setan) yang dirilis tahun 2014.
Dulunya saya sebenarnya ga
terlalu suka ama genre horror, karena kebanyakan jalan ceritanya ga sesuai
dengan selera saya, terkesan dangkal dan cuma pengen ngejut-ngejutin kita doank.
Bahkan saya bingung kenapa genre horror dijadikan hiburan bagi sebagian orang,
nah anehnya kebanyakan orang yang menggandrungi genre ini justru adalah orang
yang super penakut terutama cewe. Udah tau takut hantu kok malah doyan nonton
film hantu, logika nya sama aja dengan orang yang udah tau dengan sakit hati
tapi masih aja Stalking mantan
(wuakakakak tesinggung tesinggung dah lo). Nih saya kasih tau penyebabya
sekalian tambah ilmu. Dulu saya pernah baca di Psikozone.com ada 2 sebab kenapa orang doyan nonton film horror:
pertama karena tuh orang emang doyan nonton film, kedua seorang penggemar
horror rela menanggung terror dan rasa takut disepanjang durasi film itu untuk
mendapatkan Euforia diakhir film. Saya kayaknya dua-dua nya lah.
Namun agaknya saya terlalu
meremehkan genre ini, kenapa? karena banyak banget “emas” yang ada di genre horror. Berbekal dengan “racun” yang
diberikan seorang teman penyuka horror yang
selalu ngajakin dan merekomendasikan film horror, akhirnya saya
terjerumus di Lembah hitam dan jatuh cinta pada horror. Tapi ironisnya saya ga
suka dengan film horror buatan anak negeri beberapa tahun kebelakang, bukannya
maksud mengecilkan karya anak bangsa, film horror Indonesia akhir-akhir ini
lebih banyak menampilkan sosok artis kontroversi bertubuh seksi mempertontonkan
bagian-bagian tubuhlah, lagi beradegan kurang senonohlah, ciuman-ciumanlah
(bukannya ga suka sih hehehe) tapi mending bikin film dewasa atau film porno
aja sekalian, daripada menghancurkan genre film yang sebenarnya dibangun dengan
susah payah oleh Alm. Suzanna dan kawan-kawan. Karena genre horror adalah salah
satu genre Prime di perfilman
Indonesia, sungguh banyak film horror jaman jebot yang artisnya Alm. Suzanna cs
dan masih bisa mengirimkan rasa takut sama kita dan bikin kita mati ketakutan
plus tobat and cepet-cepet solat.
Oke oke cukup deh Preambule nya, yuk kita langsung ke
filmnya: bersetting di New York, bercerita mengenai Ralph Sarchie (Eric Bana)
dan partnernya Butler (Joel McHale) yang menyelidiki beberapa kasus kejahatan
yang aneh : Kematian seorang bayi, pemukulan seorang istri oleh suaminya Jimmy
yang seorang tentara, dan seorang ibu bernama Jane Crena yang melemparkan anaknya yang berumur 2 tahun
ke kandang singa, yang pada kasus yang terakhir Ralph bertemu dengan seseorang yang
misterius sedang menggambar lukisan aneh di dalam kandang macan. Setelah
diselidiki sosok misterius dalam kandang macan itu bernama Mick Santino (Sean
Harris), dan belakangan diketahui Santino dan Jimmy satu peleton ketika
bertugas di Iraq.
Investigasi terhadap beberapa
kejahatan aneh ini mempengaruhi kehidupan pribadi Sarchie terhadap Istri dan
anaknya, Sarchie yang beragama katolik yang mulai kehilangan keyakinannya
terhadap agama yang dianutnya dihubungi oleh seorang Pastur yang bernama
Mendoza (Edgar Ramirez). Mendoza memberitahu sarchie bahwa dia berurusan dengan
sosok iblis yang merasuki jiwa manusia (Santino dan Jane). Tentunya seorang
yang skeptis seperti Sarchie tidak percaya begitu saja dengan Mendoza, namun
ketika terjadi berbagai keanehan pada keluarganya dan Santino yang mulai
membahayakan jiwa Istri dan anaknya, Sarchie dan Mendoza bersatu untuk
melakukan pengusiran setan terhadap santino dan menyelamatkan keluarga Sarchie.
Sub genre Exorcism (pengusiran setan) pada segmen horror yang melibatkan iblis dan demonology adalah salah satu tema yang merupakan favorit saya, pada
realita nya ritual exorcisme sering dilakukan oleh pastur penganut agama
nasrani di luar negeri, salah satunya yang diangkat ke film adalah Exorcism of Emily Rose, yang filmnya
juga saya suka dan berasal dari kisah nyata. Bahkan pelaksanaan ritual exorcism
harus seizin oleh pihak Vatikan (ini menurut film-film yang saya lihat).
Sejauh ini Deliver Us from Evil
adalah salah satu Film sub genre Exorcism yang terbaik yang pernah saya lihat,
kenapa? plot nya yang entertain, dicampur dengan kasus kejahatan dan thriller,
membuat kita yang nonton terus mengikuti plot dari awal sampai akhir, sehingga
membuat Deliver mirip dengan film Se7en yang dimix dengan film Exorcist. Saya
sangat suka dengan Eric Bana yang memainkan peran Ralph Sarchie dengan amat
baik disini bersanding dengan Edgar Ramirez yang memerankan mendoza menjadikan
keduanya seperti layaknya polisi dan pendeta macho berewokan pembasmi iblis
(hehehe). Yang juga mencuri perhatian saya adalah Joel Mchale yang memainkan
sosok Butler partnernya Sarchie yang bergaya jalanan dan mahir bertarung
menggunakan pisau.
Dengan melempar
tag line “Inspired by True Actual Account” tentu membuat orang menjadi tertarik
pada film ini. Walau yang nyata disini hanyalah si Ralph Sarchie, sedangkan
plot dan pemeran lain adalah fiksi yang dibuat sehingga film ini menjadi
menghibur. Fast Pace thriller, horror, dan semi action dicampur jadi satu, apa
lagi yang kurang sih. Go watch it guys!!
Keep Calm and Keep Watching
IMDB : 6.2/10
Rotten
Tomatoes: 28 %
Personal
Opinion : 7.8/10
Tidak ada komentar:
Posting Komentar