Marvel baru aja merilis film superhero Asia pertama yang berjudul Shang-Chi and The Legend of Ten Rings. Sayangnya, di Indonesia sampai hari ini belum bisa ditayangkan karena bioskop disini belum memperoleh ijin untuk dibuka kembali. Ya you know la karena pandemi. But, daripada meratapi kesedihan yang tak kunjung terobati, mari coba ubek-ubek film superhero Asia lainnya selain Shang-Chi. Karena, tahukah kamu, kita di Asia ini juga punya banyak film superhero selain bikinan Marvel atau DC Comics. Ya meskipun memang filmnya tak sehebat mereka, tapi ya setidaknya Asia juga punya dan berani mencoba untuk menyuguhkan film superhero yang penuh aksi, dengan segala kekurangan dan keabsurdan yang ada, hehe...
Saya mengkategorikan film superhero ini adalah yang bener-bener "superhero" dan solo, bukan sekedar orang yang punya kekuatan super dan beramai-ramai. Superhero bahkan terkadang muncul dari orang yang tak punya kekuatan super tapi punya keahlian beladiri dan strategi yang mumpuni. Kalo film yang mengisahkan orang yang punya kekuatan super mungkin ada banyak, tapi temanya ga sama dengan superhero. Superhero itu kegiatan intinya adalah membela kebenaran, menegakkan keadilan dan menyelamatkan dunia atau orang-orang. Filmnya juga saya batasi hanya yang rilis mulai tahun 2000 dan setelahnya. Setting waktunya pun yang berada di jaman modern, bukan jaman kolosal. Dan tak lupa, yang utama, memakai kostum khusus atau topeng.
1. Gundala - Indonesia
Kita mulai dari negeri kita sendiri, Indonesia. Gundala adalah superhero yang rada mirip seperti Thor, karena sama-sama mempunyai kekuatan petir. Filmnya dimulai dengan origin story dari sang pengampu superpower tersebut, Sancaka. Sedari kecil dia udah hidup susah, miskin dan ditinggal orang tua. Hidup di jalanan yang keras dan sebatang kara. Namun, cerita yang sebenarnya baru dimulai saat Sancaka dewasa, tepat ketika dia baru benar-benar menyadari bahwa dia punya kekuatan super. Dan saat itu, banyak desakan agar dia dapat menggunakannya untuk membantu orang lain. Apalagi, kondisi negaranya juga sedang mengalami krisis politik dan kesehatan. Sancaka harus menjadi Gundala untuk menyelamatkan banyak nyawa.
Menariknya adalah, tau ga kalo konflik yang diciptakan dalam film ini rada mirip ama cerita pandemi sekarang ini, dan "kebetulan" bangetnya, film ini di rilis 4 bulan sebelum kasus pertama Covid-19 muncul. Hmm..kebetulan? Urusan action, film ini mengandalkan adegan fighting ketimbang visual effect, dikarenakan Gundala belum sepenuhnya unjuk kebolehan, masih disimpan untuk penampilan selanjutnya dalam film-film superhero Indonesia yang tergabung dalam Bumi Langit Cinematic Universe.
2. Madame-X - Indonesia
Superhero itu biasanya bad-ass ya, pandai bertarung, garang, mau cowok ataupun cewek. Nah..gimana kalo superheronya adalah banci?? 😱Iya, banci..kok bisa? Ya bisa dong..kek di film ini. Apalagi yang jadi superheronya adalah aktor yang paling mahir berakting sebagai banci, siapa lagi kalo bukan Aming, yang berperan sebagai Adam. Jadi ceritanya tuh di suatu daerah, ada satu organisasi yang men-sweeping para banci, semacam ormas radikal gitu, disini mereka bernama Bogem. Pada suatu malam, mereka menculik rombongan si Adam, untungnya si Adam berhasil selamat meskipun dalam keadaan celaka. Adam akhirnya ditampung dan dirawat oleh sebuah keluarga yang kebetulan juga berisi banyak banci. Disana dia juga dilatih dan dibekali "modal" untuk menjadi seorang superhero. Tugasnya adalah memberantas kejahatan human-trafficking yang membahayakan orang-orang sekitarnya. Mampukah seorang bencong menjadi superhero?
Film ini akan sangat absurd dan kocak, belum pernah ada yang begini, tagline nya aja "Tegakkan keadilan jaga penampilan", senjatanya pun unik, menyesuaikan dengan perlengkapan yang biasa digunakan wanita, kek hairdryer dan lipstik. 😅 Apalagi saat melihat sutradara Gundala, Joko Anwar, berakting menjadi salah satu bancinya, bener-bener ga nyangka. Kalo kamu butuh kursus bahasa waria, film ini bisa jadi kamusnya. 😂
3. Cicakman - Malaysia
Setelah Indonesia, sekarang kita ke tetangga sebelah, Malaysia. Ternyata, mereka juga punya film superhero, bergenre komedi, superheronya kurus dan namanya pun lucu, Cicakman. 😆 Dari namanya aja sudah pasti kalian tau ini superhero berkekuatan apa. Cicakman bisa manjat dinding dan lidahnya panjang seperti cicak. Tapi ada satu yang paling akurat, dia takut sama karet cabe (karet gelang) 😅 Dia lemah kalo kena betet (bahasa sini), iItu ibarat "batu kripton"nya dia. Nah, Cicakman ini filmnya lumayan bertahan, karena dibuat sampe 2 sekuel.
Cicakman merupakan sosok low budget superhero, ala kadar, cuma rakyat biasa, ga pakai gadget canggih, bekerja sendirian dan otodidak. Tugasnya adalah melindungi kota tempat tinggalnya yang bernama Metrofulus. Ya, kalian ga salah baca, "Fulus", seperti kata alm. Wan Abud, artinya adalah duit. Jadi di kota ini ga ada yang gratis, semuanya bayar, seperti kata announcer radio di opening scene yang bikin ngakak banget. Situasi kota Metrofulus kurang lebih sangat mirip dengan dunia saat ini, lebih tepatnya mirip dengan rumor "Konspirasi Virus Corona". Cicakman harus berpacu dengan waktu untuk mencegah penyalahgunaan wewenang pemerintah terhadap wabah dan mengungkapkan dalangnya kepada publik.
Filmnya sangat ringan dan absurd. Ada banyak aksi konyol nan receh. Aksi Cicakman pun rada-rada mirip Spiderman, climbing and swinging. Dan taukah kamu, kalo artis Indonesia, Tamara Blezinsky, berperan sebagai salah satu villain Cicakman, yang karakternya sangat kontradiktif dengan apa yang kita tonton di layar kaca Indonesia.
4. Mercury Man - Thailand
Setelah ke tetangga sebelah, sekarang ke tetangga atas, Thailand. Mereka punya dua superhero. Yang pertama ini adalah Mercury Man. Mercury disini dalam artian logam, bukan planet. Sang superhero ibarat Magneto X-Men yang bisa mengendalikan logam. Selain itu dia juga punya kekuatan standar para superhero yaitu super-strength, super-healing, dan durability. Nilai plus film ini adalah sangat banyak adegan fighting yang cukup bagus, mengingat Thailand juga cukup berpengalaman dalam film-film ber-koreofighting. Hampir semua karakter penting dari kedua kubu yang bertikai mendapatkan porsi adegan battle. Sayangnya untuk urusan karakter, mereka kurang relevan. Villain-nya merupakan sosok yang terinspirasi dari teroris radikal asal timur tengah, namun penggambarannya dalam film sangat jauh melenceng dan kurang tepat.
Chan, seorang fire-fighter yang berhati murni, tak sengaja mendapatkan kekuatan super dari benda pusaka yang masuk ke tubuhnya. Ia pun dilatih dan didapuk sebagai Mercury Man, dalam film ini dia harus menghentikan upaya teroris tersebut yang hendak membunuh dan meledakkan beberapa tempat. Upayanya tidak mudah karena teroris ini mempunyai anak buah yang banyak, dan strategi yang baik dalam mengancam Mercury Man.
5. The Red Eagle - Thailand
Red Eagle yang juga datang dari Thailand ini juga sama-sama menyajikan koreofighting yang ciamik. Bahkan durasi berkelahinya juga panjang-panjang, seperti ga habis-habis ide untuk bikinin variasi pukulan dan tendangan. Wajar jika hanya mengandalkan tangan kosong, karena Red Eagle merupakan superhero manusia biasa yang ga punya kekuatan apa-apa, cuma bisa beladiri dan aneka perpistolan serta ahli dalam penyelidikan.
Tujuan Red Eagle sebenarnya bukanlah untuk menyelamatkan umat manusia, tapi dia punya agenda sendiri, yaitu membunuh satu per satu pejabat pemerintah yang korup. Pejabat tersebut mengeluarkan kebijakan yang menguntungkan perusahaan namun merugikan rakyat. Termasuk salah satunya adalah proyek Tenaga Nuklir, yang ditentang oleh aktivis lingkungan hidup dan rakyat sekitar. Red Eagle dianggap sebagai vigilante, dan ini membuat pihak kepolisian mendapat tekanan dari pejabat untuk turun tangan menangkapnya.
6. Psychokinesis - Korea
Selanjutnya kita terbang ke Hallyuwood, Korea Selatan. Mereka punya satu, but it is not like any superhero movies yang pernah kita liat. Film ini sebenernya lebih menekankan aspek hubungan orang tua dan anak, cuma dibumbui melalui aspek kekuatan super. Seok Hun, adalah seorang bapak-bapak biasa, yang bekerja sebagai satpam. Anaknya, Roo Mi, sedang terlibat dalam sengketa lahan. Tanah tempat usahanya berada akan digusur dan dijadikan Mall oleh perusahaan besar. Roo Mi beserta pedagang lainnya melakukan perlawanan dengan tidak beranjak dari lokasi. Hal ini tentu membahayakan nyawa mereka semua. Nah disinilah peran Seok Hun sebagai superhero dibutuhkan.
Berkat sebuah kejadian yang tak diketahuinya, Seok Hun memperoleh kekuatan telekinesis. Dia dapat menggerakan benda disekitarnya hanya menggunakan pikirannya. Sekuat apakah dia bisa menggunakannya untuk membantu anaknya? Film ini tidak menggunakan stereotype seperti film superhero lainnya dimana yang jadi superhero biasanya selalu anak muda dan berpenampilan menarik. Namun disini dihadirkan dalam sosok bapak-bapak yang ga ada nilai plusnya sama sekali. Oleh karena itu, filmnya tidak memberikan sajian fantasi yang wah, namun cukup dalam mengedepankan gimana dua proses yang saling bertolak belakang secara bersamaan, yaitu "rekonstruksi" dan "dekonstruksi". Seorang ayah yang harus mengambil simpati anaknya kembali pasca kejadian pahit di masa lalu lewat sebuah kasus perusahaan yang ingin menghancurkan bangunan pasar tradisional.
7. Zebraman - Jepang
Nah, tetangganya Korea ini sama dengan Psychokinesis, sama-sama bapak-bapak yang jadi superheronya. Cuma, bapak di film ini beneran jadi superhero yang sesuai stereotype, pake kostum belang hitam putih kayak Zebra dan pergi untuk menyelamatkan dunia. Berkisah seorang guru yang ngefans dan terobsesi dengan film serial masa kecilnya berjudul Zebraman, sampe-sampe dia jahit sendiri kostumnya. Awalnya cuma iseng keluyuran tengah malam, sampai pada suatu momen dia harus berhadapan dengan alien yang menyamar jadi manusia. yang ga punya originalitas datangnya dari mana, dapatlah dia kekuatan super. Dia harus menyelamatkan manusia dari invasi alien tersebut. Filmnya sih ga banyak aksi, temponya juga datar, ga menggebu-gebu.
Jepang sebenarnya punya banyak film superhero, tapi sayangnya hampir semuanya tuh mirip-miripan aja, seperti pengembangan dari superhero ikonik "KBH-RX", jadi banyak yang bertipe seperti Kamen Raider. Untuk itu, saya ga memasukkan film-film seperti itu ke dalam daftar.
8. Silver Hawk - China
Setelah Korea dan Jepang, tentu ga afdhol kalo ga liat-liat negara serumpunnya, China. Mereka punya superhero wanita lho. Namanya Silver Hawk, diperankan oleh aktris populer, Michelle Yeoh. Silver Hawk menceritakan seorang perempuan bernama Lulu, yang kerjaan sampingannya menjadi vigilante, ia memberantas kejahatan yang belum sempat ditangani oleh polisi. Dia memang ga punya kekuatan super, dia cuma seorang kungfu master tapi punya aset dan sumberdaya peralatan yang cukup untuk jadi superhero.
Dalam film ini, dia dihadapkan pada masalah yang klise, dimana ada villain yang ingin menguasai dunia. Yang menarik dari film ini tentu ciri khas film bikinan orang China, yaitu adegan kungfu fighting. Ada banyak adegan-adegan epic fighting ala film-film kungfu pada umumnya.
9. Krrish - India
Beralih ke Asia Selatan, tentu disana telah menunggu film-film Bollywood. Nah, mereka punya film Krrish . Krrish mengisahkan seorang pemuda bernama Krisna yang hidup hanya berdua neneknya saja di desa terpencil. Kenapa? Demi menjauhkan dunia dari mengetahui kekuatan super yang dipunyai oleh Krisna. Namun hal ini tak dapat dibendung lagi ketika Krisna berjumpa dengan gadis cantik yang mengundangnya ke kota untuk minta dilamar. Disanalah dia terpaksa unjuk kekuatan demi membantu orang di sekitarnya.
Dia harus memperjuangkan 3 hal, gadis yang dicintainya, orang sekitarnya, dan rahasia identitasnya. Untuk urusan action, film ini cukup keren, stuntnya, visual effectnya. Plot ceritanya pun juga lumayan bagus dengan beberapa plot twist kecil.
Nah demikianlah para superhero milik Asia selain Shang Chi. Filmnya memang masih banyak kekurangan baik dari segi aksi, visual effect dan plot story. Tapi setidaknya you either dying trying rather than nothing, right?
Honorable mention : Ra.One - India, Strayer Chronicles -Jepang, Yatterman - Jepang, The Witcher - Subversion - Korea, Valentine - Indonesia, Super X - Vietnam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar