Selasa, 11 Agustus 2015

Review / Ulasan Film Cinderella (2015)

Malam guys, kali ini salah satu member JMFC yang lainnya ingin memberikan sumbangan ulasan tentang film yang telah ia tonton. Filmnya apa dan bagaimana reviewnya, ayo baca sampai habis ya postingan dari Andhika Tovano alias Uwo ini.

Review Film Cinderella (2015): Klasik dan Penuh Nostalgia dengan Visual yang Memanjakan mata & telinga.


"Once upon a time....."
Always yah klo film yg diangkat dri dongeng, pasti ada kalimat bgtu. Btw nih gaesss... Bagi yg belum tau dan rada kuper atawa ga pernah disunbatin dongeng ama nyokapnya pas tidur nih yah... Ane kasih tau dikit dah.... 
Kisah “Cinderella” adalah salah satu dongeng terpopuler anak-anak sepanjang masa. Hmm... Cinderella adalah kisah klasik yang diangkat dari karya Hans Christian Andersen dan telah diadaptasi berkali-kali oleh berbagai studio, dan tidak terkecuali Disney yang mana udah pernah bikin film animasi tentang Cinderella ini sebelum nya pada tahun 1950. Waawww.... Tuirnyaaa...
Tahun 2015 ini, Disney kembali menyuguhkan satu film dongeng klasik unggulannya tersebut dalam versi live-action. Mengingat ini adalah versi remake dari film animasi yang telah mereka buat sebelumnya, jadi mungkin sebagian dari para penikmat dan penyruput film (udah kayak ngopi aja) sudah mengetahui seperti apa jalan cerita yang akan disuguhkan dalam Cinderella (2015) ini. But gaesss.... apa sih yg membedakan versi terbaru ini dengan versi animasinya?
First,Cinderella Sang Gadis Abu


Kisah Cinderella ini dibuka dengan bagaimana Ella kecil hidup bahagia bersama kedua org tuanya di rumah yang udah ditinggali selama beberapa generasi. Tapi kehidupan bahagia mereka ini harus berakhir dengan meninggalnya sang ibu. Ella dan ayahnya pun harus menerima kenyataan dan melanjutkan hidupnya. Tidak lupa juga Ella mengingat pesan sang ibu agar "tetap hidup dengan keberanian dan hati penuh kasih sayang."
Selang beberapa tahun kemudian, sang ayah kemudian menikah lagi dengan Lady Tremaine yang memiliki dua orang puteri, otomatis menjadi ibu dan saudari tiri Ella. Tidak lama setelah pernikahan sang ayah dengan ibu tirinya, ayah Ella harus pergi untuk berbisnis ke luar kota, memaksa gadis ini pun harus tinggal bersama dengan sang ibu tiri dan kedua saudari tirinya selama sang ayah pergi. Malang nasib bagi Ella. Ibu serta saudari tirinya memperlakukan Ella sebagai pembantu rumah.(cieleee...bahasa gue...)
And then..... Dalam kesedihannya, Ella bertemu dengan Kit, seorang pemuda yang ia temui di hutan dan ia pun jatuh cinta pada pandangan pertama. (cieeee.... Ella baper tuuuhhhh...) Untuk bisa bertemu lagi, Ella bertekad untuk mengikuti pesta dansa istana, tetapi harapannya pupus ketika sang ibu tiri melarangnya dengan keras untuk datang ke pesta tersebut. Ella yang dilanda kesedihan itu pun bertemu dengan Peri  yang membantu sang gadis abu untuk bisa pergi ke pesta dansa.

 
Second, Klasik yang Penuh Nostalgia dengan Visual Efek Memanjakan

Nahhh..... Apa nih yang membedakan kisah Cinderella versi live-action ini dengan versi animasi tahun 1950 tersebut? 
Selain diperankan oleh para artis papan atas yang juga sengaja didandani layaknya tokoh dalam versi animasinya dengan beragam penyesuaian, Cinderella (2015) sendiri memiliki berbagai perbedaan jalan cerita untuk membuat para penonton tetap dibuat penasaran. Latar belakang tokoh Cinderella dan tokoh utama lainnya seperti ibu tiri dan pangeran diperjelas dan dipadatkan dalam versi ini, tidak hanya sekedar dibuat muncul saja untuk menjadi pelengkap kisah.

And.... Do you know? 
Kualitas visual efek dalam Cinderella (2015) sudah tak perlu ditanyakan lagi. Penonton diajak untuk kembali menjadi anak kecil kembali, melihat betapa mengagumkannya sesuatu yang bernama “sihir” dalam film ini. Jika dulu Kita merasa kagum dengan sihir yang dilakukan oleh Peri Pelindung dalam Cinderella versi 1950, kini sihir tersebut akan terlihat lebih menarik dan cukup memanjakan mata. Hal ini juga didukung kuat dengan musik serta seting lokasi dan pakaian yang tidak kalah menariknya untuk disimak.
Namun cerita tentang Cinderella selalu menjadi sebuah dongeng anak-anak yang pastinya sebagian besar orang sudah mengetahui apa jalan ceritanya, sehingga hal itu juga membuat film ini kurang terasa istimewa. Selain itu, terdapat beberapa plot twist kecil yang dibuat untuk bisa lebih “diterima” oleh akal sehat untuk masyarakat modern saat ini. Kisahnya dikemas menarik dan lebih detil, walau sayangnya terdapat beberapa adegan yang masih terkesan “nanggung” atau bahkan hilang dalam film ini jika dibandingkan dengan versi animasinya.
So.... Untuk meluangkan waktu bersama keluarga dan anak-anak, tidak ada salahnya Kamu memilih film Cinderella (2015) sebagai film keluarga yang wajib ditonton ini, karena film ini juga memiliki pesan moral yang baik untuk kita semua.
Info film :
Rilis: 11 Maret (Indonesia)
Durasi: 112 menit
Genre: Fantasy
Sutradara: Kenneth Branagh
Pemain: Lily James, Richard Madden, Cate Blanchett, Stellan SkarsgĂ„rd, Holliday Grainger, Derek Jacobi, Helena Bonham Carter
*JMFC 006 – Uwo*

Tidak ada komentar:

Posting Komentar