Minggu, 24 Juli 2016

Triangle (2009) : Sebuah Thriller Misteri Yang Apik Dan Nikmat Dari Tiap Lapisannya (Review By Ary - JMFC 050)

Pasti kebanyakan kita pernah melihat atau mencoba makan kue lapis? Rasa yang berbeda di tiap lapisannya terasa nikmat di lidah, mungkin seperti itulah premis film thriller misteri yang coba dihadirkan Christopher Smith lewat “TRIANGLE”, penuh lapisan rumit yang enak dimakan. Selain unik penuh teka-teki yang memancing rasa penasaran, film ini juga berhasil menghidangkan sajian yang bergizi bagi para penonton yang senang berpikir. Bukan hanya karena twist yang sulit ditebak serta jalinan ceritanya yang berlapis-lapis dengan awal yang membingungkan pertengahan yang memeras otak serta akhir yang mengejutkan, film ini juga pastinya akan membuat penonton berdiskusi maupun memberikan opini-opini yang mungkin saja akan memancing perdebatan yang seru setelah menyaksikan film ini.

 Triangle
Gambar : youtube.com

(Spoiler Alert)

Cerita bermula ketika seorang single mother bernama Jess (diperankan oleh Melissa George), hidup bersama putranya yang menderita autis, Tommy (diperankan oleh Joshua Mclavor) yang hendak pergi berlayar setelah diundang oleh Greg (Michael Dorman). Dipelabuhan bersama Victor (Liam Hemsworth) bertemu dengan teman Greg lainnya, pasangan suami istri Downey (Henry Nixon) dan Sally (Rachael Carpani) serta Heather (Emma Lung). Selanjutnya mereka melakukan perjalanan menuju lautan, awal perjalanannya semua terasa begitu seru dan menyenangkan namun mendadak menjadi menakutkan ketika badai menghantam dan membalikkan kapal mereka, membuat salah satu dari mereka terbawa arus dan membuat mereka terdampar hanyut di tengah lautan. Beruntung ada kapal yang melintas dan mereka menaiki kapal tersebut. Dan disinilah keanehan-keanhean mulai terjadi, muncul sesosok misterius yang mencoba menghabisi nyawa mereka semua. Siapakah sosok misterius tersebut? Apa yang diinginkannya?

Jess mencoba berjuang untuk menyelamatkan diri, hingga akhirnya ia berhasil selamat dan berhasil membunuh sosok misterius tersebut tanpa tahu identitasnya. Dan disinlah selanjutnya keanehan lain muncul dan membuat kisahnya semakin rumit. Jess melihat teman-teman yang lain termasuk dirinya sendiri hidup kembali dan melambai meminta pertolongan, membuat Jess shock dan bertanya apa yang sebenarnya terjadi. Mungkin kah waktu terulang kembali...??? Dan bagaimana caranya agar lolos dari tempat tersebut. Apa yang harus Jess lakukan...???

Mungkin seperti itulah premis dasar jalan ceritanya. Tapi percayalah apa yang terjadi di film ini tidak sesederhana apa yang ditampilkan. Pada awalnya saya begitu paham mau dibawa kemana jalinan cerita “TRIANGLE” ini, tapi setelah adegan-adegan yang berlangsung selanjutnya rasa penasaran sekaligus dalam hati bertanya-tanya, apa yang bakalan terjadi selanjutnya membuat rasa ketertarikan dan penasaran semakin memuncak dan memuncak! Ibarat bom waktu tinggal menunggu momen yang tepat untuk meledak. Hingga diakhir film saya merasakan bom waktu tersebut meledak dipikiran saya (Mind-Blowing). Itulah sensasi nikmat menonton tipikal seperti ini. 


Tema Time-Loop seperti ini juga muncul di film “PREDESTINATION” tapi percayalah menurut pendapat saya pribadi film ini lebih unggul karena banyak muatan metaforanya. Dalam film ini terdapat 2 nama kapal, pertama “TRIANGLE” kapal pesiar yang dinaiki Jess menuju lautan bersama teman-temannya menuju lautan dan sekalius dijadikan judul difilm ini, dan kedua “AEOLUS” kapal kosong yang mereka naiki ketika terdampar di lautan. Di pertengahan film ini sendiri terdapat percakapan yang dijelaskan Sally bahwa dalam mitologi Yunani, AEOLUS merupakan ayah dari SISYPHUS, yang dihukum oleh para Dewa dengan mendorong batu keatas gunung, ketika hampir  berhasil  batu tersebut menggelinding jatuh kebawah gunung lagi dan lagi, Seperti kejadian yang tidak ada habisnya karena dia melanggar janji pada dewa kematian dan mencurangi  kematian.

Untuk bisa survive dalam sebuah situasi terkadang kita harus punya sesuatu yang kuat untuk diperjuangkan dan disini keinginan Jess hanyalah untuk bertemu dengan anaknya kembali.  Lalu apa hubungannya Jess dengan mitologi yunani tersebut?.

Mungkin untuk memahami hubungannya dalam film ini, perhatikan keadaan sesaat setelah Jess mengalami kecelakaan dan perubahan cuaca ketika Jess bertemu supir taksi. Ada suatu kepercayaan ketika menjelang kematian seseorang akan mengingat-ingat kembali dalam alam bawah sadarnya penyesalan apa yang pernah dilakukan seseorang selama hidupnya, sama seperti Jess yang mengalami kecelakaan, pada akhirnya kita tahu bahwa Jess bukanlah sosok ibu yang baik bagi anaknya, mungkin penyeselanlah yang membuatnya ingin mengulang kembali dan memperbaiki kesalahan yang pernah dilakukannya dulu. Inilah yang membuat Jess terjebak dalam lingkaran Paradoks, situasi yang membuatnya menolak kejadian yang telah ditakdirkan kepadanya, hingga menciptakan situasi konflik yang tak ada habisnya seberapa keraspun dia mencoba untuk mencari jalan keluar karena hal tersebut akan terus berulang dan berulang.

Tak bisa dipungkiri selain alur ceritanya yang cerdas dan memikat akting Melissa George-lah yang menjadi nyawa film ini, karena dia mampu menampilkan sosok survival, ibu yang depresi mengurus anaknya yang autis serta mimik wajah penuh penyesalannya yang menawan di depan kamera.  


Overall, ini film yang sayang sayang dilewatkan karena jalan ceritanya yang sulit. Sangat recomended buat para penggila mind-blow. Banyak sekali referensi setelah menyaksikan film ini mungkin salah satunya kamar no.237 yang ada dikapal Aeolus. FYI : film besutan sutradara legendaris Stanley Kubrick “The Shining (1980)” juga menggunakan nomor kamar yang sama, untuk lebih detail coba nonton Film Dokumenter “Room No.237”, karena apa yang ditampilkan difilm tersebut ternyata lebih kompleks dari apa yang kita bayangkan.

Terus terang ini review pertama saya, harap maklum kalau ada beberapa bagian yang kurang berkesan karena disini lah proses belajar saya dimulai..hehe...
Yeah....Enjoy it.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar