Sabtu, 16 Juli 2016

Interstellar : Sebuah Masterpiece Yang Amazing Dari Christopher Nolan (Review by Nendra Pratama)

Oke, izinkan saya memulai review ini dengan mengutip kata – kata dari DR. Amelia Brand, tokoh wanita dalam film ini :“Love is the one thing we`re capable of perceiving that transcends dimensions of time and space, maybe we should trust that, even if we can`t understand it”.


Nolan`s brothers, sang sutradara dan penulis naskah dari film ini pastilah sangat jenius, atau paling tidak mereka telah mampu menemukan seni menggerakan atau memanipulasi manusia sehingga apapun yang mereka buat dan kerjakan mampu menjadi sesuatu, mampu memberikan kesan, tidak hanya menghadirkan tontonan yang akan dilupakan begitu kita berdiri bangkit dari kursi kita ketika selesai menontonnya. 

Film – film karya mereka, seperti Inception, The Prestige, Memento, Following, Trilogy The Dark Knight (yang sudah saya tonton ) dan Insomnia (kalau yang ini belum, maafkan saya Om Nolan) sepertinya dibuat bukan hanya untuk selera pasar, namun lebih kepada ambisi dan mungkin keinginan mereka untuk bersenang – senang, sehingga kita sebagai penonton merasa di buat tersesat, kalau kata Bang Chan :“Nolan mah gitu orangnya, kalo bikin film niatnya untuk bikin yang nonton bingung, hehe...”. 

Namun seperti Donnie Darko dan film – film cult lainnya, hampir semua film beliau masuk dalam kategori film yang akan terus menjadi perbincangan, di antara para movie freak, bisa karena kekaguman ataupun kekecewaan ataupun bahkan karena ketidak masuk akalannya film tersebut.

Gambar : imdb.com

Interstellar, secara harfiah berarti perjalanan antar bintang, artinya adalah film ini akan bergerak dan kemudian melaju tentang cerita bagaimana bumi dimasa depan sudah terlalu rusak karena kadar nitrogen meningkat di udara, bumi berdebu dan orang terakhir yang mati karena kelaparan adalah orang pertama yang mati karena kehabisan oksigen, untuk itu NASA secara diam – diam menyusun rencana untuk mencari tempat tinggal baru, diantara bintang – bintang di angkasa luar.


Premis yang sangat sederhana memang, jika saja didalamnya tidak ada Nolan`s Style ataupun segala macam rumusan fisika, maka ini akan menjadi film biasa saja, namun ramuan dari Nolanlah yang membuat film ini “hidup”, beruntung naskah ini tidak jatuh ke tangan Michael Bay, yang dirumorkan kan menggarapnya, hehe..peace Om Bay...

Sama seperti film – film mindf*cking lainnya, maka film ini tidaklah cukup jika hanya ditonton sekali, untuk itu saya akan mereview berdasarkan dari pengalaman saya menonton, karena review ini bersifat sangat subjektif maka sudah jelas bahwa apapun yang tertulis direview ini bisa sangat dengan mudah dibantah.

Oke lets cekidot haha...SPOILER WARNING ALERT.

Setidaknya ada tiga garis besar yang saya tangkap dari film ini yaitu :
1. Keindahan luar angkasa yang katanya hampir mendekati kenyataan
2. Hubungan antara manusia dengan alam, manusia dengan manusia dan perubahan dari sifat dasar manusia
3. Fisika dasar tentang dilatasi waktu, relatifitas Einsten, time travel, dan rumusan fisika lainnya

Kita bahas yang pertama, yaitu keindahan luar angkasa yang mungkin, saya ataupun teman – teman sekalian tidak akan pernah dapat merasakannya secara langsung, namun kali ini saya berterimakasih pada Nolan yang berhasil membawa saya kembali ke masa kecil ketika bercita – cita menjadi astronot, rasanya luar biasa, bagaimana efek gambar yang dihasilkan akan tetap membekas diingatan, mendengar raungan mesin Ranger yang akan mengorbit, setelah sampai di orbit bagaimana semua suara menghilang, hanya senyap, sepi, benar – benar diam, untuk ini thanks to Hans Zimmer yang telah menata musik dalam film ini dengan sempurna. Belum lagi sosok robot AI jenius super duper canggih dan serba bisa, TARS dan CASE.

Gambar : therpf.com

Cerita berlanjut dengan bagaimana empat orang dalam pesawat tersebut bekerja sama untuk merapat ke Endurance, sebuah pangkalan pesawat diruang angkasa, untuk diajak mengarungi bintang – bintang. Oh iya, empat orang ini adalah orang – orang terbaik dari bumi dibidangnya masing – masing yaitu : Cooper sang astronot dan pilot terbaik NASA yang masih tersisa, Amelia Brand seorang ahli biologi yang cantik, Romily seorang fisikawan dan Doyle ahli geografi.

Perjalanan berlanjut ke Saturnus, disini kita disuguhkan pemandangan menakjubkan dari planet Saturnus oleh Nolan, awalnya saya kira itu hanya gambar Saturnus beserta cincinnya yang indah itu, namun lihatlah, dikanan bawah, berkedip kecil menyedihkan, itu adalah Endurance, seketika saya teringat ucapan Alfred dalam Batman Vs Superman kepada Bruce Wayne yang intinya adalah dulu orang menganggap bumi adalah pusat tata surya namun itu tidak lagi berlaku karena mataharilah pusatnya, lalu semenjak kedatangan Superman, kita tau bahwa kita tidaklah special di alam semesta ini.

Antusias meningkat seiring dekatnya mereka dengan lubang hitam yang berada di dekat Saturnus, disana kita akan melihat bagaimana reaksi tentang seorang yang menghabiskan hidupnya untuk mempelajari lubang hitam dengan seseorang yang tidak pernah tau apa itu lubang hitam, hal ini digambarkan dengan percakapan yang cukup menyenangkan antara Romily dan Cooper hehe..

Kisah berlanjut dengan mereka memasuki lubang hitam dan lihatlah betapa menakjubkannya, seolah ruang tergulung dan jarak bukan lagi masalah. Dan yang paling menakjubkan adalah gambaran dari Gargantua yang sangat indah.

Setelah itu kita dibawa berwisata ke planet – planet asing, bayangkan sebuah planet dengan tarikan gravitasi 130% gravitasi bumi yang semuanya berisi air, atau bayangkan sebuah planet yang 69 jam siang dan 69 jam malam dengan gravitasi 80% bumi serta berudara ammonia dan mempunyai awan beku. Dan jika itu belum cukup, Nolan masih memberi gambaran Gargantua yang sangat indah, sangat menawan. Sebuah lubang hitam dengan aliran cahaya yang membentuk cincin yang sangat mempesona. Dan petualangan ruang angkasa kita berakhir disini hehe..

Selanjutnya poin kedua, masalah hubungan yang dibangun oleh Nolan melalui film ini, disini saya melihat bahwa hubungan anatara manusia dan alam mulai terganggu sehingga alampun memberi timbal balik yang sangat tidak ramah, untuk itu diharapkan kepada kita agar selalu menjaga serta berusaha memperbaiki alam ini, inilah bumi kita, inilah tempat tinggal kita, ini rumah kita.

Sesungguhnya film ini bercerita tentang hubungan antara seorang ayah dengan putrinya, hal ini dapat kita lihat dari Cooper dan Murph serta DR. Brand dan Prof. Brand, mengapa saya katakan hubungan ayah dengan putrinya? Sebab, walau dalam film ini Cooper juga mempunyai seorang anak laki – laki, namun hubungan itu tidak terlalu di eksplor oleh Nolan, hal ini menurut saya sangat relevan, karena bagaimanapun juga seorang perempuan haruslah lebih diutamakan dari seorang laki – laki hehe..

Adegan menyenangkan dari film ini adalah ketika Cooper bertemu dengan wali kelas Murph, percakapan mereka tentang pendaratan dibulan seolah menegaskan kembali bahwa USA memang mengirim Neil Amstrong kesana, lihat bagaimana Cooper malah akan mengajak Murph menonton baseball dan membelikan permen ketika tau Murph akan diskors, karena bagi seorang anak, ayah memanglah tempat untuk bersenang – senang.

Di film ini juga kita melihat sebuah transformasi dari seorang yang dipuja sebagai pahlawan menjadi sosok yang sangat menjengkelkan, yupz DR. Mann, orang yang menginspirasi 11 orang lainnya untuk ikut dalam misi Lazarus dalam upaya pencarian rumah baru bagi umat manusia diantara bintang – bintang harus menyerah dengan ketakutan yang ia sebut sebagai insting bertahan hidup. Ia dengan sengaja menekan tombol sinyal dan memanipulasi data agar ada yang menjemputnya, bukankah sebenarnya ini adalah gambaran dari kehidupan kita sekarang? Ketika sudah terdesak terkadang kita sering menggunakan berbagai cara agar dapat sampai ketujuan, sangat manusiawi bukan?

Poin ketiga dan terakhir adalah masalah rumusan fisika, sebelumnya mari kita buka bahasan ini dengan mengutip sedikit dari Hukum Murphy :“if anything can go wrong, it will” yang kurang lebih bisa berarti kalau sesuatu berpotensi terjadi maka itu akan terjadi. Saya rasa inilah yang menjadi pokok penting dari semua rangkaian kegiatan di dalam film ini. Dimulai dari kode biner di lantai yang terukir dari badai pasir yang menuntun Cooper dan Murph ke fasilitas rahasia NASA hingga tulisan morse yang dipecahkan oleh Murph sehingga menghasilkan kata "STAY" ini semua adalah efek dari penjabaran Murphy`s Law. Bisa saja Cooper tidak jadi berangkat dan mempercayai Murph untuk tetap tinggal, lalu karena Cooper tidak jadi berangkat, maka siapa yang mengirim pesan "STAY" itu? Karena tidak ada yang mengirim maka Cooper jadi berangkat, dan dapat mengirim pesan "STAY" tersebut, yupz, itu paradox, makanya Nolan mendogmakan Murphy`s Law diawal film haha...semoga ini menjawab tentang paradox yang seharusnya terjadi di film ini hehe..

Gambar : pinterest.com

Selanjutnya adalah masalah dilatasi waktu, teori mengatakan bahwa waktu bersifat relative, sehingga iya dapat memanjang dan dapat memendek, hal ini berlaku ketika dua orang, dalam film ini adalah Cooper dan Murph, dalam keadaan yang berbeda, Murph tetap tinggal dibumi, sedangkan Cooper bergerak melintasi angkasa bahkan melewati blackhole, maka dari itu, jam yang dikenakan Cooper akan melambat, hal inilah yang disebut relativitas waktu, contoh paling nyata adalah ketika Ranger turun ke planet Miller hanya dalam waktu 3 jam, namun Romily yang menunggu di Endurance telah merasakan 23 tahun, hal ini karena planet Miller lebih dekat ke Gargantua yang menyebabkan waktu bergerak lebih lambat.

Ini adalah dasar dari teori relativitas Einsten yang menjadi dasar bagi Time Travel, namun dapat saya katakan bahwa film ini bukan film tentang time travel, karena Cooper tidak melakukan perjalanan waktu melainkan tersesat di Tesseract yang membuatnya bisa melihat dunia 5 dimensi dalam keadaan 3 dimensi. Dan karena gravitasi dapat tembus melampaui ruang dan waktu maka dia memanipulasi waktu dengan media gravitasi, ingat Murphy`s Law diatas hehe...

Dan sepertinya sampai sini saya mulai pusing haha...bukan tentang konsep yang ditawarkan Nolan dalam film ini, namun tentang film ini sendiri, selalu ada celah untuk dipertanyakan dan selalu ada ruang untuk diperdebatkan, terutama dengan Bang Chan, sosok yang tak percaya time travel, haha...payo bang kita lanjutin diskusi...hehe...

Namun kenapa tidak kita akui saja, kalau kita terpesona dengan film ini, mengutip kata DR. Brand diatas, “Maybe we should trust that, even if we can`t understand it” hehe.. Terakhir, saya akan mengutip kata – kata Jonathan Nolan, dan saya setuju 100% tanpa syarat bahwa “Buku”, dalam film ini dilambangkan dengan rak buku di kamar Murph, adalah mesin waktu yang sesungguhnya.

“it`s no coincidence that it`s a bookcase that is the symbol for that sequence in the film, because there`s no better symbol for the repository of information passed down from one generation to the next. Look at anyone`s bookcase at home, no matter how modest, and you are going to find a book that contains wisdoms or ideas or a language that`s a thousand years old. And the idea that humans have created a mechanism to time travel, to hurl ideas into the future, it sort a bookends. Book are a time machine.”

Nendra Pratama

2 komentar:

  1. Thank you bro nendra atas sumbangannya..artikel yang bagus serta film yang bagus juga..

    BalasHapus
  2. sama2 bang, saya juga terimaksih ada wadah buat nampung unek2 saya heheheh

    BalasHapus